Studi juga menemukan tikus dengan Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit dan memiliki viral load yang lebih rendah.
Sementara peneliti di Pusat Penelitian Virus University of Glasgow menemukan bukti Omicron telah mengubah cara masuk ke dalam tubuh.
Omicron kemungkinan besar akan menghindari kekebalan orang-orang yang telah mendapat dua dosis vaksin, kemudian dosis penguat memberikan pemulihan kembali sebagian kekebalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga banyak penelitian mengacu pada penelitian Universitas Hong Kong yang menunjukkan lebih sedikit infeksi Omicron pada paru-paru.
Mereka juga menemukan Omicron mampu menghindari vaksin, tetapi kurang dapat memasuki sel paru-paru. Penelitian ilmiah terbaru muncul di tengah perdebatan tentang cara terbaik melakukan pengujian di rumah.
Pekan lalu, beberapa ilmuwan menyarankan bahwa tes aliran lateral (LFTs) mungkin lebih akurat jika orang mengambil swab dari tenggorokan serta hidung.
Prof Jennifer Rohn di University College London mengatakan bahwa pengalamannya menggunakan LFT bahwa dia telah dites negatif menggunakan usap hidung tetapi positif ketika mengambil sampel dari tenggorokannya.
Hal itu tampaknya didukung sebuah penelitian dari Afrika Selatan yang menunjukkan bahwa sampel air liur yang menjalani tes PCR lebih baik daripada usap hidung dalam mendeteksi Omicron.
Namun, Profesor Lawrence Young, ahli virus di University of Warwick mengatakan penelitian itu belum cukup signifikan untuk menarik kesimpulan.
"Ini adalah penelitian kecil pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan gejala akut. Di satu sisi ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan pengujian saliva dapat berguna sebagai pendekatan pengambilan sampel yang lebih mudah dilakukan," kata Young.
(ryh/fjr)