Semakin banyak bukti menunjukkan Corona varian Omicron lebih mungkin menginfeksi tenggorokan daripada paru-paru.
Sehingga, hal tersebut diyakini oleh para ilmuwan sehingga dampaknya memang jadi lebih menular tetapi kurang mematikan daripada versi virus Covid-19 lainnya.
Enam penelitian, di mana empat diterbitkan sejak akhir Desember 2021 menemukan Omicron tidak merusak paru-paru orang separah Delta dan varian Covid sebelumnya. Studi ini namun belum ditinjau lebih jauh para ilmuwan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil dari semua mutasi yang membuat Omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah ia mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel, menurut Deenan Pillay, profesor virologi di University College London.
"Intinya, tampaknya lebih bisa menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sel-sel di tenggorokan. Jadi itu akan berkembang biak di sel-sel di sana lebih mudah daripada di sel-sel jauh di dalam paru-paru. Ini benar-benar awal tetapi studi menunjukkan arah yang sama," kata Pillay mengutip The Guardians, Senin (3/1).
Menurut dia jika virus menghasilkan lebih banyak sel pada tenggorokan, itu membuatnya makin mudah menular. Sebaliknya, virus yang menginfeksi jaringan paru-paru akan berpotensi lebih berbahaya tapi kurang menular.
Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler University of Liverpool menerbitkan pra-cetak yang menunjukkan Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.
Menurut Profeslr James Stewart, makalah tersebut menunjukkan bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load lebih rendah dan mengalami pneumonia tidak terlalu parah.
"Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk," kata Stewart, dilansir dari The Guardian.
"Indikasi awalnya adalah kabar baik, tapi itu bukan sinyal untuk lengah, karena jika Anda rentan secara klinis, konsekuensi masih tidak besar, ada kematian akibat Omicron. Tidak semua orang bisa melepas masker dan berpesta," ucapnya lagi.
Lab Neyts di Universitas Leuven di Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah, dengan viral load lebih rendah pada paru-paru dibandingkan dengan varian lainnya.
Profesor Johan Neyts mengatakan ini mungkin karena virus lebih baik menginfeksi manusia daripada hamster, atau lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, atau memicu penyakit tidak terlalu parah.
Bagaimana Omicron masuk tubuh? Simak di halaman berikutnya..