Pfizer Uji Coba Vaksin Covid-19 Targetkan Varian Omicron

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jan 2022 09:11 WIB
Virus corona varian omicron diketahui dapat "menghindari" antibodi yang muncul usai disuntik dua dosis vaksin.
Ilustrasi uji klinis vaksin covid-19 yang dikembangkan khusus untuk menargetkan varian omicron. (Foto: AFP/ADEK BERRY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pfizer dan BioNTech mulai melakukan uji klinis vaksin covid-19 yang dikembangkan khusus untuk menargetkan varian omicron.

Virus corona varian omicron diketahui dapat "menghindari" antibodi yang muncul usai disuntik dua dosis vaksin. Maka dari itu sejumlah produsen vaksin mengembangkan vaksin yang khusus menargetkan varian omicron.

Pfizer-BioNTech melakukan uji coba vaksinnya pada sejumlah sukarelawan di Amerika Serikat. Mereka berencana untuk menguji respon imun yang dihasilkan oleh vaksin yang diberikan kepada orang yang belum mendapatkan vaksin maupun sebagai dosis booster.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga menguji vaksin ini sebagai dosis keempat vaksin pada orang yang telah menerima dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech tiga hingga enam bulan sebelumnya.

Melalui pengujian ini, kedua perusahaan berencana untuk mempelajari keamanan dan tingkat toleransi tubuh di lebih dari 1.400 orang yang terlibat dalam uji coba.

"Kami menyadari perlunya bersiap jika perlindungan ini berkurang seiring waktu dan berpotensi membantu mengatasi omiccon dan varian baru di masa depan," kata kepala penelitian dan pengembangan vaksin Pfizer, Kathrin Jansen, seperti dikutip dari Reuters.

BioNTech menyebut pihaknya berencana untuk meluncurkan vaksin pada akhir Maret 2022, namun aturan dari regulator tentang jumlah data uji klinis yang diperlukan membuat target tersebut kemungkinan besar tidak akan tercapai.

Lebih lanjut, Pfizer mengatakan bahwa dua dosis vaksin yang ada sebelumnya mungkin tidak cukup untuk melindungi terhadap infeksi dari omicron, dan perlindungan dari penyakit parah juga kematian mungkin menurun seiring waktu berjalan.

Meski demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan dosis ketiga vaksin berbasis mRNA seperti vaksin Pfizer/BioNTech dapat memberikan perlindungan 90 persen terhadap penyakit parah karena covid-19.

Saat ini, beberapa negara sudah mulai menawarkan dosis booster tambahan, tetapi penelitian terbaru dari Israel menunjukkan bahwa sementara dosis keempat vaksin mRNA meningkatkan antibodi, levelnya masih belum cukup tinggi untuk mencegah infeksi omicron.

Pada Jumat (21/1), European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa regulator internasional meminta data dari studi klinis seperti yang dilakukan oleh Pfizer dan BioNTech sebelum memberi persetujuan vaksin baru.

EMA mengatakan penelitian harus menunjukkan bahwa vaksin baru menghasilkan lebih banyak antibodi penetralisir dalam darah daripada vaksin yang ada saat ini dan juga memiliki kemampuan untuk melindungi dari varian baru.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER