Apa Itu Nuclear Winter dan Dampak Bagi Manusia?

CNN Indonesia
Jumat, 11 Mar 2022 12:59 WIB
Dampak yang dihasilkan nuclear winter diprediksi lebih berbahaya daripada perang nuklir itu sendiri.
Bom nuklir pertama buatan Rusia, RDS-01. (AFP/SERGEI CHIRIKOV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perang Rusia dan Ukraina kian memanas sejak dimulai pada Kamis (24/2). Perang yang sudah masuk pekan ketiga ini dikhawatirkan dapat memicu perang nuklir yang berujung ke 'nuclear winter.'

Nuclear winter adalah fenomena yang digambarkan sebagai dampak iklim jangka pendek dan jangka panjang akibat perang nuklir. Nuclear winter disebut dapat menyebabkan banyak korban tewas, bahkan lebih dari dampak langsung perang nuklir itu sendiri.

Studi pada 2014 menjelaskan perang nuklir yang terjadi bahkan pada lingkup 'kecil' dapat membuat kepulan asap tebal yang menghalangi sinar Matahari masuk Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asap tebal tersebut akan membuat suhu Bumi turun ke tingkat ekstrem, mencapai titik terdingin sejak zaman es.

Tutupan asap tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun di stratosfer. Hal ini akan membuat Bumi tetap dingin selama lebih dari 25 tahun.

Kondisi dingin yang sangat panjang itu disebabkan proses inersia termal dari pendinginan air laut dan pantulan sinar Matahari kembali ke angkasa oleh es laut yang meluas.

Sebelumnya, efek 'musim dingin' semacam ini pernah juga terjadi pada Bumi saat letusan gunung berapi Tambora di Indonesia pada 1815.

Kala itu letusan gunung berapi memicu satu tahun tanpa musim panas pada 1816 di Belahan Bumi Utara. Di sepanjang tahun itu, embun beku muncul bahkan di musim panas dan mengganggu pertanian, seperti dikutip The Weather.

Kemudian dikarenakan suhu dingin dan basah tersebut, kegagalan panen terjadi secara luas sehingga mengakibatkan kelaparan dan keruntuhan ekonomi.

Meski demikian, efek 'musim dingin' erupsi gunung Tambora hanya berlangsung selama satu tahun. Sedangkan nuclear winter dapat bertahan lima hingga sepuluh tahun.

Artinya, akan ada satu dekade tanpa musim panas sekaligus panen yang terganggu dalam periode sama.

Empat hari setelah invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pertahanan negara dalam posisi siaga tempur, ini termasuk persenjataan nuklir.

Putin menyebut negara-negara barat 'tidak bersahabat' menanggapi konflik dengan Ukraina.

Amerika Serikat, negara pemilik banyak senjata nuklir selain Rusia, telah menyatakan menolak berperang dengan Rusia. Meski demikian Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa lain terus memasok senjata bagi Ukraina untuk mengatasi invasi Rusia.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER