Rekor Tsunami Terdahsyat di Dunia, Gelombang 524 Meter di Alaska 1958

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2022 17:58 WIB
Tsunami tertinggi dilaporkan terjadi di Pantai Selatan Alaska pada 1958 dan menewaskan lima orang.
Ilustrasi tsunami. (WikiImages/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rekor tsunami terdahsyat di dunia terjadi di Pantai Selatan Alaska pada 1958. Tinggi gelombang air laut itu disebut mencapai 1.719 kaki atau sekitar 524 meter.

Tsunami tersebut terjadi usai dipicu gempa berkekuatan 8,3 SR di Sesar Fairweather. Gempa bumi itu juga menyebabkan tanah longsor di dekat Teluk Lituya.

Dikutip dari Live Science, gelombang tsunami yang menewaskan lima orang itu bahkan melebihi tinggi Empire State Building di New York, Amerika Serikat. Empire State diketahui memiliki tinggi 443 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah gelombang terbesar yang pernah tercatat dan disaksikan oleh saksi mata," kata Hermann Fritz, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Institut Teknologi Georgia.

Fritz juga menulis penelitiannya di Jurnal Pure and Applied Geophysics yang terbit pada 2009. Dalam penelitian tersebut ia menggunakan tangki laboratorium skala 1:1675 untuk menirukan bentuk teluk akibat tsunami tersebut.

Hasil pengujian menemukan bahwa ketinggian maksimum gelombang untuk bisa meratakan pepohonan adalah sekitar 150 meter. Itu membuat tsunami di Pantai Selatan Alaska itu menjadi gelombang tertinggi yang pernah tercatat di Bumi.

"Gelombang yang lebih besar kemungkinan telah terjadi sepanjang sejarah Bumi, sebagaimana dibuktikan oleh endapan geologis, meskipun ini dapat diinterpretasikan," imbuhnya.

Peneliti memperkirakan ada aliran air mencapai 1,1 miliar kaki kubik atau sekitar 30 juta meter kubik ke Teluk Lituya.

Teluk Lituya adalah fjord, yakni teluk kecil di pesisir pantai yang panjang dan sempit dengan sisi curam yang terbentuk dari gletser kuno.

Teluk ini memiliki panjang sekitar 9 mil atau 14,5 kilometer dengan lebar sekitar 2 mil atau 3,2 kilometer, kedalaman 220 meter dan terhubung ke Teluk Alaska dengan lebar 300 meter.

Fritz menjelaskan selama terjadinya tsunami, gelombang yang dihasilkan memancar keluar berbentuk kipas. Namun, Teluk Lituya sempit dan curam membuat gelombang tersalurkan ke satu arah yang membuat air terdorong ke atas lereng yang membuat runup atau ketinggian yang dicapai gelombang setelah mencapai daratan menjadi sangat besar.

(ttf/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER