Organisasi yang berfokus di bidang lingkungan, Ecoton, mengungkap wilayah di Jawa Timur terkontaminasi mikroplastik atau partikel plastik yang berukuran 100 nm sampai 5 mm. Wilayah yang tercemar udaranya ini termasuk ibu kota Surabaya.
Kondisi tersebut terungkap usai Ecoton melakukan penelitian pada Juli hingga September 2021. Sebanyak lima Kabupaten/Kota di Jawa Timur dikatakan mengandung mikroplastik.
"Udara lima Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur mengandung mikroplastik yakni Surabaya, Gresik, Mojokerto, Sidoarjo dan Jombang," ujar Ecoton dalam keterangannya, Senin (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dirinci soal kandungan mikroplastik di wilayah itu. Rata-rata kandungan di Surabaya sebanyak 13.86 partikel per 2 jam, Gresik 26.21 partikel per 2 jam, Mojokerto 11.45 partikel per 2 jam, Sidoarjo 218 partikel per 2 jam dan Jombang 16 partikel per 2 jam.
Sumber pencemaran mikroplastik yang diidentifikasi berasal dari pengolahan sampah plastik yang salah, seperti dibakar di incenerator, tungku terbuka hingga di lahan terbuka.
Selain itu asap dari industri, terutama industri daur ulang plastik turut andil memperparah banyaknya mikroplastik di udara. Tidak hanya itu saja, baju yang berbahan serat sintetis juga menjadi penyumbang mikroplastik bahkan di tempat umum sekalipun.
Adapun rata-rata mikroplastik yang terkandung di tempat publik sebanyak 14.04 partikel per 2jam, Incenerator 10.5 partikel per 2 jam, industri 225.33 partikel per 2 jam, tungku terbuka 12.5 partikel per 2 jam dan pembakaran terbuka 30 partikel per 2 jam.
"Jenis mikroplastik yang didapatkan ada tiga jenis yakni 76 persen fiber, 17 persen filamen, dan 7 persen fragmen. Fiber merupakan jenis paling dominan yang biasanya berasal dari serat baju, pembakaran sampah medis seperti masker, atau bisa juga dari pembakaran sampah kain, popok dan pembalut," ujarnya.
Ecoton menilai mikroplastik yang tersebar di udara dapat terhirup dan masuk ke sistem pernafasan. Zat-zat yang terkandung di dalam mikroplastik dapat memicu sejumlah penyakit, di antaranya:
- Kandungan BPA dan Phthalate berpotensi memicu kanker payudara, pubertas dini, diabetes, obesitas dan gangguan autisme
- Senyawa Pengganggu Hormon memicu gangguan kehamilan, gangguan tiroid, berat lahir kurang, asma dan kanker prostat
- Senyawa Penghambat Nyala memicu penurunan IQ, gangguan hormon dan penurunan kesuburan
- Senyawa Perflourinasi memicu kanker ginjal dan testis, menaikkan kolesterol, penurunan respon imun pada anak
Untuk mengurangi kontaminasi mikroplastik di udara, pihaknya mendesak pemerintah menerapkan kebijakan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, mengawasi industri pencemar mikroplastik, tidak memperbanyak false solution technology seperti tungku terbuka di TPS melainkan lebih banyak untuk bisa membangun TPS3R, dan tidak menggunakan incinerator.
Sedangkan kepada pihak industri diimbau mengurangi produki berbahan plastik dan menggunakan filter membrane pada corong asap, untuk mengurangi kontaminasi partikel mikroplastik di udara.
Kemudian kepada masyarakat disarankan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, bijak memilih bahan yang ramah lingkungan, dan tidak membakar sampah plastik.
(can/fea)