Pada usia 65 tahun, Firnas menguji alat terbangnya di depan sejumlah penonton di Jabal al-'Arus, Rusafa. Hasilnya, ia melayang di udara sekitar 10 menit, sebelum pendaratan yang merusak perangkatnya dan membuat cedera pungung.
Dari uji terbang ini, dia menyadari bahwa struktur ujung ekor adalah bagian penting untuk pendaratan sekaligus kemudi, mirip dengan ekor burung untuk mengurangi kecepatannya.
Teori ini kemudian dinamakan ornithopter, dan saat ini digunakan sebagai standar dalam perancangan struktur pesawat terbang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
12 tahun setelah uji terbang itu, tepatnya pada 887 M, Firnas meninggal dunia pada usia 77 tahun.
Lihat Juga : |
Lear mengungkapkan White mengutip keterangan uji terbang itu dari sebuah buku sejarah satu-satunya yang menjelaskan soal Firnas, yakni Al-Maqqari, Sejarawan Maroko yang meninggal pada 1632.
Sementara, kata dia, para saksi penerbangan Firnas itu tidak, atau setidaknya tak diketahui, meninggalkan catatan penelitian.
"Profesor White akan meragukan keseluruhan cerita jika bukan karena fakta bahwa Al-Maqqari menceritakan sebuah puisi kontemporer yang ditulis oleh Mu'min B. Said, seorang penyair dari Cordoba. Puisi Mu'min merujuk pada penerbangan Ibn Firnas," urainya.
Ketiadaan catatan sejarah atau bukti ilmiah penerbangan Firnas itu bisa jadi cacat sejarah. Namun, itu tak bisa lepas dari insiden pembakaran sejumlah perpustakaan Andalusia yang memuat manuskrip berharga.
![]() |
Sejarawan Richard Ovenden, dalam bukunya 'Burning Books: The History of the Attack on Knowledge', menyinggung Spanyol sebagai negara yang paling banyak melakukan pembakaran perpustakaan, terutama setelah kejatuhan kekhalifahan Islam.
Ibrahim Ramjaun dari Université Paris Sorbonne Abu Dhabi, dalam artikelnya 'Libraries in Al-Andalus or Medieval Spain' menyebut pembakaran perpustakaan itu bukan cuma ulah tentara Salib abad ke-11 hingga 13.
Menurutnya, Spanyol abad pertengahan terus menerus berada dalam ancaman sektarian, konflik antara pihak yang mendukung keterbukaan ide dan kalangan konservatif. Perpustakaan menjadi sasaran karena dianggap sebagai ancaman potensial karena memainkan peran penting sebagai pusat penyebaran ideologi baru (Wasserstein, 1993).
"Runtuhnya perpustakaan dapat dikaitkan dengan bencana perang saudara di antara umat Islam sendiri, bukan perang Kristen-Muslim," ucapnya.
Lihat Juga : |
Terlepas kuat atau tidaknya bukti sejarah temuan Firnas itu, Lear mengatakan kabar tentang "peluncuran spektakuler Ibn Firnas berhasil melintasi rute perdagangan lama dari barat ke dunia timur."
Nama Firnas pun melegenda. Bandara, maskapai penerbangan, hingga kawah di bulan tak ragu mengabadikan namanya.
(can/arh)