Ibnu Firnas si Manusia Terbang Pertama, Sejarah atau Mitos?
Minim catatan sejarah, sosok Ibnu Firnas, Leonardo Da Vinci-nya dunia Islam, disebut tetap berkontribusi pada dunia penerbangan lewat konstruksi ekor.
Sejarah populer mencatat bahwa yang pertama kali membuat pesawat terbang 'flyer' adalah Orville dan Wilbur Wright dari Amerika Serikat, 1903. Jauh sebelum itu, ilmuwan asal Andalusia dikisahkan sudah terbang dengan peralatan yang memanfaatkan tenaga angin tanpa motor.
Dia adalah Abu al-Qasim 'Abbas bin Firnas bin Wardus atau yang dikenal dengan Ibnu Firnas. Ia lahir pada 810 M di Ronda, Malaga, Spanyol, atau pada masa pemerintahan Kesultanan Abdurrahman Al-Ausath atau Abdurrahman II bin Hakam.
Hal itu diungkapkan dalam makalah berjudul 'Ibn Firnas and His Contribution to the Aviation Technology of the World' karya Ezad Azraai Jamsari dkk. dari Department of Arabic Studies and Islamic Civilization, Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan dimuat dalam jurnal Advances in Natural and Applied Sciences, 2013.
Lihat Juga : |
Dikatakan bahwa kota Ronda mengalami perkembangan pesat usai Islam masuk Spanyol, yang kemudian bernama Andalusia, pada 711 M. Banyak benteng dibangun di sekitar kota. Namun demikian, rasa hausnya terhadap ilmu pengetahuan membuat Ibnu Firnas merantau ke Cordoba hingga ke Bagdad sebelum kembali pulang.
Ia kemudian dikenal sebagai sosok ilmuwan berbagai latar belakang, termasuk dunia aviasi dan astronomi, penulis, penyair, seniman, hingga pengrajin gelas.
Sejak abad ke-9, ia dikenal sebagai pelopor perangkat yang bisa membuat manusia bisa melayang di udara usai mempelopori teori tentang struktur ornithopter, salah satu komponen penting untuk stabilitas pesawat pada saat mendarat.
Temuan Firnas itu disebut telah mengilhami Barat untuk lebih lanjut mengembangkan teknologi penerbangan. Meski demikian, temuannya ini tak tercatat, atau setidaknya tak dalam sejarah penerbangan modern.
Lihat Juga :JEJAK PERADABAN ISLAM Keruntuhan Islam Andalusia dan Tangis Sultan Granada |
Sayap dan Ekor
Ibnu Firnas diklaim sebagai sosok yang gigih untuk menciptakan alat penerbangan. Awalnya, ia terinspirasi usai melihat Armen Firman (versi lainnya Firnas dan Armen adalah orang yang sama) terbang dari atap masjid agung Qurtuba dengan menggunakan alat terbuat dari sutera berangka kayu pada 852.
Usai menganalisis kekurangan penerbangan itu, Firnas pada usia 65 kemudian merancang sebuah perangkat terbang dengan menciptakan sayap seperti burung.
"Dia (Firnas) sengaja menyelubungi dirinya dengan bulu-bulu burung, menautkan sepasang sayap ke badannya, dan, meraih kemashyuran, melemparkan dirinya ke udara," tutur Penerbang legendaris AS sekaligus pendiri Learjet, John Lear, dalam artikelnya bertajuk 'Was Ibn Firnas the First Human Flyer?' yang dimuat di New Scientist, 20 April 1961.
"Menurut pengakuan beberapa penulis yang terpercaya yang menyaksikan pertunjukan itu, dia terbang dengan jarak signifikan, seolah-olah dia adalah burung," lanjut dia.
"Namun pada saat mendarat di tempat semula, dia mengalami cedera parah pada punggungnya," tuturnya, mengutip guru besar sejarah di University of California Lynn White Jr.
Untuk diketahui, burung mengepakkan sayapnya untuk memanfaatkan daya dorong saat terbang. Ketika seekor burung mengubah posisi sayapnya membentuk sudut serang atau angle of attack, hasilnya menciptakan gaya angkat.
Ketika burung mendarat, seekor burung biasanya mengubah posisi sayap dan ekor. Ini berfungsi sebagai kemudi untuk bermanuver dan mengurangi kecepatan di udara.
Di lain sisi, pesawat modern saat ini mengikuti gerakan burung dengan mengubah posisi pendaratan dengan mengatur posisi sayap untuk mengurangi gaya dorong. Sedangkan ekor pesawat digunakan untuk bermanuver dan memberikan stabilitas.
Lihat Juga :JEJAK PERADABAN ISLAM Transformasi Demokrasi ke Monarki di Masa Dinasti Umayyah |
Namun demikian, penelitian Firnas itu bukan untuk mengembangkan alat terbang, melainkan untuk mengungkap rahasia ciptaan Allah SWT, seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Mulk ayat 19.
Ayat itu menyebutkan soal "burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya".
Bersambung ke halaman berikutnya...