Penyebab Cuaca 'Neraka' India yang Capai 45 Derajat Celcius

CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2022 16:14 WIB
India dan Pakistan tengah mengalami cuaca 'neraka' dengan suhu 40 dan 45 derajat celcius selama dua bulan terakhir. (Foto: Prakash SINGH / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

India dan Pakistan tengah mengalami cuaca 'neraka' dengan suhu 40 dan 45 derajat celcius selama dua bulan terakhir. Penyebabnya mulai dari perubahan iklim hingga efek gas rumah kaca.

Ahli cuaca bahkan memperingatkan situasi itu akan lebih parah pada akhir pekan ini. Tak hanya itu, cuaca panas ekstrem ini berpotensi membuat warga kekurangan listrik dan air.

Sejumlah pihak mengatakan kenaikan suhu global dan frekuensi serta intensitas gelombang panas, terutama di India dalam beberapa tahun terakhir adalah akibat perubahan iklim.

Namun, ilmuwan iklim di Institut Meteorologi Tropis India, Roxy Mathew Koll, mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menghubungkan gelombang panas saat ini dengan perubahan iklim.

"Akar penyebab meningkatnya gelombang panas di kawasan Indo-Pakistan adalah pemanasan global karena emisi karbon buatan manusia," jelas Koll dikutip Jagran Josh.

Sementara itu, pengamat dari Institut Meteorologi Tropis India R Krishnan mengatakan penyebab cuaca yang tak normal itu kemungkinan karena efek gas rumah kaca.

"Gas rumah kaca seperti CO-2 punya umur panjang. Bahkan jika kita mengurangi emisi secara signifikan, kita mungkin akan melihat dampaknya beberapa dekade mendatang," kata Krishnan dikutip Deutsche Welle.

Tak hanya India dan Pakistan, menurut laporan Panel Antarpemerintah soal Perubahan Iklim (IPCC), kawasan Asia Selatan rentan terhadap gelombang dan tekanan panas.

Kawasan ini akan menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak tekanan panas di dunia dan gelombang panas mematikan.

IPCC juga menyatakan ada kemungkinan peningkatan kekeringan di daerah yang sudah gersang.

Para ilmuwan di Institut Meteorologi Tropis India (IITM) juga telah menganalisis suhu permukaan laut di bagian barat Samudra Hindia dan Teluk benggala antara 1982 dan 2018.

Mereka menemukan lebih dari 150 gelombang panas laut terjadi. Selama periode ini, lanjutnya, gelombang panas laut meningkat empat kali lipat di Samudra Hindia dan tiga kali lipat di Teluk Benggala.

Di India, gelombang panas yang intens, curah hujan yang ekstrem, dan bencana lain terkait cuaca akan menghantam negara ini dalam beberapa dekade mendatang.

Gelombang panas ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat.

Gelombang panas di darat, mengganggu hasi pertanian yang merupakan sumber pendapatan penting bagi petani di India tengah dan barat laut.

Sementara itu, gelombang panas laut mengganggu hasil penangkapan ini bagi masyarakat pesisir. Sebab, cuaca ekstrem ini menyebabkan pemutihan terumbu karang dan mengganggu ekosistem laut.

(isa/asa)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK