Sistem algoritma Twitter menjadi sorotan usai eks CEO mereka Jack Dorsey mendebat cuitan CEO Tesla Elon Musk.
Mulanya, Elon yang baru saja membeli Twitter menyerukan agar para pengguna mengubah feed mereka dari versi 'Home' yang diurutkan secara algoritmik menjadi 'terbaru'.
"Anda dimanipulasi oleh algoritma lewat cara yang tak Anda kira-kira," kata Musk dalam cuitannya yang dikutip Senin (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, menurut dia, pengguna Twitter semestinya sudah dapat merasakan perbedaan ketika mengubah fitur-fitur tersebut.
Merespons hal tersebut, Dorsey yang juga dikenal sebagai pendiri Twitter membalas cuitan tersebut. Lewat akunnya, @jack, dia menyebut umpan algoritmik itu dirancang untuk orang-orang yang tidak memakai Twitter secara obsesif.
Lantas, apa sebetulnya algoritma Twitter yang menjadi perdebatan Dorsey dan Musk? Dikutip dari Hootsuite, Twitter ditenagai banyak algoritma yang menentukan bagaimana sebuah konten disajikan kepada pengguna.
Konten-konten itu antara lain mengenai rekomendasi akun, personalisasi, dan sajian cuitan di lini masa pengguna.
Algoritma itu kemudian akan mempelajari preferensi pengguna terhadap akun Twitter masing-masing pengguna. Hal ini membuat Twitter sendiri tidak mengetahui bagaimana algoritma mereka menyajikan konten terhadap pengguna dari waktu ke waktu.
Sebelum diatur algoritma, Twitter dan juga platform media sosial lainnya, linimasa didasarkan pada urutan waktu unggahan alias kronologis.
Periset Universitas Cambridge Jennifer Cobbe mengatakan rencana Musk itu tidak penting. Ia menilai, yang terpenting adalah soal bagaimana Twitter mengembangkan algoritmanya.
"Sering orang-orang berbicara soal akuntanbilitas terkait algoritma. Kita mengetahui bahwa algoritma saja bukan lah hal yang ingin kita lihat," ujar Cobbe.
"Apa yang benar-benar kami inginkan adalah infirmasi soal bagaimana mereka dikembangkan," lanjut dia.
Sebagai informasi, ubahan lini masa Twitter kembali berbasis kronologi, bukan algoritma menjadi salah satu hasrat Musk usai membeli platform media sosial tersebut.
time line Twitter menjadi berbasis kronologi dan bukan lagi algoritma.
"Twit kronologis sepertinya jauh lebih baik daripada yang disarankan algoritma," kicau pengusaha berusia 50 tahun tersebut, Kamis (12/5).
"Ketuk bintang di kanan atas layar untuk kembali ke [pola] kronologis," ujar Musk yang memberi tanda itu utas bercanda, namun tetap ditanggapi serius sejumlah pengikutnya.
ulian Shapiro, pemilik akun @Julian, menilai rencana Musk ini bakal menyulitkan warganet yang mengikuti banyak akun.
"[Rencana] itu mungkin akan berhasil untuk Anda karena Anda mem-follow sangat sedikit orang. Namun saat Anda mengikuti ratusan atau ribuan orang, seperti kebanyakan pengguna Twitter, saya membayangkan Anda memerlukan algoritma untuk memisahkan sinyal dari kegaduhan. Jika tidak, semburannya gila," urai dia, yang juga merupakan pendiri BellCurve.com.