China baru saja meluncurkan kapal induk ketiga sekaligus yang paling canggih di galangan kapal Jiangnan di Shanghai. Kapal itu berfungsi membawa pesawat dengan sistem peluncuran katapel (catapult-assisted) yang kemampuannya dipercaya menyamai milik Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNN, kapal itu diberi nama Fujian. Ini merupakan kapal pembawa pesawat milik militer China (China's People's Liberation Army Navy/PLAN) yang pertama kali didesain dan dibuat di dalam negeri.
Salah satu kemampuan yang signifikan dari kapal induk ini adalah pembaruan pada sistem peluncuran pesawat ski-jump style system yang dipakai pada dua kapal induk China lainnya, Liaoning dan Shandong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem peluncuran ketapel (launch catapult), yang memungkinkan lepas landas jet pada landasan sempit seperti kapal induk, elektromagnetik ini disebut sebagai sistem lepas landas dengan bantuan ketapel tapi dengan pemulihan yang ditangkap (CATOBAR).
Dikutip dari Washington Post, sistem peluncuran di kapal induk ini yang termasuk tipe 003 ini bisa menyaingi kapal induk Barat. Efeknya, jet tempur yang bisa diangkut jadi lebih banyak.
"[Sistem] Ketapel ini memungkinkan pesawat yang dikerahkan untuk membawa muatan senjata yang lebih luas selain tangki bahan bakar eksternal," kata Ridzwan Rahmat, analis dari perusahaan intelijen pertahanan Janes, Singapura.
"Kapal induk ketiga PLAN ini juga akan dapat mengerahkan rangkaian pesawat yang lebih lengkap yang terkait dengan operasi serangan berkelompok dari kapal induk, termasuk transportasi pengiriman ke kapal induk dan deteksi dini dari udara dan kontrol pesawat, seperti KJ-600," imbuhnya.
Selain sistem peluncuran yang baru, Fujian juga dilengkapi dengan perangkat blok dan berat benaman kapal (full-load displacement) lebih dari 80 ribu ton.
Dikutip dari Naval Post, kapal induk tipe 003 ini memiliki panjang 304,5 meter atau lebih besar dari pendahulunya. Ukurannya hampir sama dengan kapal induk Kelas Ford Angkatan Laut AS.
Fujian memiliki jangkauan operasional 10.000 mil laut tanpa pengisian bahan bakar, atau lebih dari dua kali lipat ukuran dan jangkauan kapal induk Liaoning dan Shandong, yang memiliki bobot gabungan 45.000 ton dan jangkauan 4000 mil laut.
Dia juga bisa mengangkut 2.700 personel dan 85 detasemen laut untuk melakukan misi pencarian dan penyelamatan.
Berbeda dengan kapal induk AS yang digerakkan oleh energi nuklir, kapal induk ini memiliki sumber bahan bakar tenaga listrik terintegrasi dan sistem propulsi atau pendorong yang terdiri dari dua generator turbin gas dan empat generator diesel-listrik yang bisa menghasilkan 150 Megawatt listrik.
Kapal induk ini dilengkapi dengan empat poros baling-baling yang memungkinkannya mencapai kecepatan tertinggi 30 knot dan kecepatan jelajah 28 knot.
Fujian juga dilengkapi dengan sistem radar dual-band active electronically scaned array yang terdiri dari empat radar S-band dragon eye tipe 346 dan empat panel radar AESA X-band yang lebih kecil.
Radar-radar ini akan ditempatkan di bagian atas pulau untuk memberikan jangkauan yang lebih luas yakni 400 kilometer. Selain itu, Fujian akan dilengkapi dengan beberapa sonar towed array untuk mendeteksi dan menjaga kapal selam selama perang anti-kapal selam.
Kapal induk ini juga akan dilengkapi dengan jaringan pertahanan berlapis terhadap rudal jarak jauh, menengah, dan pendek.
Selain itu, dia dipersenjatai dengan sistem pertahanan udara VLS HQ-9 sebagai pelindung jarak jauh dan menengah. Tak ketinggalan, ada sistem senjata Close-in tipe 730 yang dapat menembakkan hingga 4.200 putaran per menit terhadap rudal yang datang.
China sebelumnya sudah memiliki dua kapal induk, yakni Liaoning dan Shandong. Dibandingkan dengan Fujian, dua kapal itu disebut jauh tertinggal dari segi kapasitas.
Mengutip Asia Times, Liaoning sejatinya merupakan kapal induk yang dibeli dari Ukraina pada 1998 dan merupakan kapal induk era Uni Soviet. Negeri Tirai Bambu membeli Liaoning untuk mempelajari teknologinya. Dari situ, China membangun kapal induk kedua, Shandong.
Kedua kapal itu diperbarui di galangan kapal Dalian. Liaoning resmi diperkenalkan China sebagai kapal induk pertama mereka pada 2012, lima tahun sebelum China memperkenalkan Shandong.
Berbeda dengan Fujian, Liaoning dan Shandong menggunakan sistem pelontar ski-jumped style system. Mengutip situs CSIS, Keduanya punya panjang yang sama yakni 304,5 meter. Namun, Shandong bisa melaju sedikit lebih cepat yakni 31 knot dibanding Liaoning yang hanya 29 knot.
Kapal induk Liaoning memiliki daya dukung maksimum 26 pesawat dan terutama digunakan untuk pelatihan. Shandong mampu mengangkut 40 pesawat tempur. Namun, karena kurangnya teknologi peluncuran ketapel elektromagnetik, Shandong hanya dapat meluncurkan jet tempur J-15 dengan kapasitas muatan terbatas.
Itulah sebabnya kedua kapal induk ini dilengkapi dengan sistem radar peringatan dini yang dibawa helikopter ketimbang pesawat pusat kontrol AWACS.
Sementara, Fujian bisa mengangkut 84 pesawat tempur dan pesawat peringatan dini udara. Selain itu, ia bisa menampung pesawat J-15 dengan total kapasitas muatan empat dan pesawat tempur siluman J-31 generasi kelima yang baru dirancang dengan kapasitas muatan empat.
J-31 Shenyang merupakan pesawat tempur generasi kelima berbasis kapal induk bermesin ganda yang setara dengan F-35 Angkatan Udara AS.
(lth/arh)