Bintang, benda langit dengan energi besar yang hanya tampak seperti titik-titik kecil di langit malam selalu menarik untuk diperhatikan. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul ketika memperhatikan bintang adalah "kenapa benda langit ini terlihat kerlap-kerlip?"
Selain Matahari yang menjadi pusat tata surya, bintang paling dekat dengan Bumi adalah Proxima Centauri yang memiliki jarak 4 juta tahun cahaya (1 tahun cahaya sama dengan 9,461 triliun kilometer). Sementara bintang-bintang lainnya memiliki jarak yang lebih jauh lagi.
Dengan jarak yang sangat jauh tersebut, bintang terlihat seperti titik-titik cahaya kecil di langit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Cahaya bintang menempuh jarak yang sangat jauh untuk mencapai mata kita pada malam yang cerah," kata Ryan French, fisikawan surya di University College London di Inggris, seperti dikutip Live Science.
Jika diperhatikan dengan seksama, bintang-bintang ini kerap tampak berkerlip. Alasannya bukan karena cahaya yang dipaparkan oleh bintang tersebut tidak stabil, melainkan efek dari atmosfer Bumi.
French menyebut ketika cahaya dari bintang melakukan perjalanan hingga ke mata kita, cahaya tersebut bertemu dengan atmosfer Bumi yang merupakan faktor utama di balik efek kerlap-kerlip.
Jadi atmosfer Bumi yang membuat bintang-bintang tampak berkelap-kelip. Di luar angkasa, jauh di atas atmosfer, bintang-bintang tidak berkelap-kelip sama sekali.
Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Teleskop Luar Angkasa Hubble dikirim ke orbit. Pasalnya, teleskop ini bisa mendapatkan gambar luar angkasa yang lebih tajam tanpa gambarnya terdistorsi oleh turbulensi atmosfer.
Meski demikian, ada cara untuk melihat bintang dari Bumi sekaligus menghilangkan kelap-kelipnya.
Dilansir dari The Conversation, kita dapat membangun teleskop di Bumi yang menggunakan laser dan cermin yang dapat dibelokkan. Dengan demikian cermin yang dibelokkan dapat meluruskan cahaya dari bintang.
Selain itu, perlu mencari tempat dengan kondisi yang paling ideal sehingga efek atmosfer terhadap cahaya bintang bisa semakin diminimalisasi.
"Observatorium ditempatkan di tempat yang tinggi dan kering, untuk menghilangkan sebanyak mungkin udara antara bintang dan teleskop," kata French.
Para peneliti saat ini menyimpan beberapa teleskop di Gurun Atacama yang kering di Chili, serta puncak gunung berapi Hawaii dan Kepulauan Canary Spanyol.
Lokasi-lokasi tersebut adalah contoh tempat-tempat yang oleh para astronom disebut sebagai tempat dengan penglihatan yang bagus.
"Udara tebal, menyebabkan banyak goyangan atau kerlipan yang membuat penglihatan buruk, sedangkan udara yang kering, tenang dan tipis menciptakan penglihatan yang baik," tutur French.
(lom/lth)