Illuminati si Elite Global Pengendali Dunia, Sejarah atau Hoaks?

CNN Indonesia
Minggu, 07 Agu 2022 09:48 WIB
Illuminati kerap mendapat label sebagai kelompok elite pengendali dunia yang berada di balik sejumlah peristiwa penting. Validkah klaim ini?
Pasangan selebritas Jay Z dan Beyonce kerap memakai ornamen illuminati. (Foto: Christopher Polk/Getty Images for NARAS/AFP)

Salah satu hal yang kerap dikaitan dengan Illuminati adalah tatanan dunia baru (New World Order). Para pengusung teori konspirasi percaya bukti-bukti pengaruh illuminati ada pada beberapa peristiwa publik.

Gagasan tentang Illuminati modern yang berkonspirasi untuk menguasai dunia menjadi keyakinan khusus yang dipegang teguh oleh segelintir fan hingga 1990-an.

Internet berperan penting; memberikan teori konspirasi kesempatan menyebar ke publik dunia. Teknologi ini membuat para penganutnya bisa memberikan penjelasan panjang lebar sambil menyajikan 'bukti' kepada khalayak luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penggemar teori konspirasi secara obsesif menganalisis momen atau fasilitas publik sebagai "bukti" pengaruh Illuminati. Misalnya, mengaitkan segitiga, pentagram, kambing, mata, seperti yang ada pada uang dollar AS, dan nomor 66.

Survei yang dikumpulkan oleh Public Policy Polling pada 2013 menyebut 28 persen pemilih AS percaya sebuah kekuatan elite dengan agenda global berkonspirasi untuk mengatur dunia secara otoriter.

Survei itu juga menemukan bahwa 34 persen dari para pendukung Partai Republik dan 35 persen yang independen percaya terhadap ancaman tatanan dunia baru, dibandingkan dengan 15 persen pendukung Partai Demokrat.

Beberapa selebritis AS semisal Beyonce dan Jay-Z bahkan dikaitkan dengan Tatanan Dunia Baru. Pasalnya, mereka kerap menghadirkan simbol-simbol yang dikaitkan dengan illuminati dalam karya dan penampilannya.

Rob Brotherton, seorang profesor di Barnard College dan penulis Suspicious Minds: Why We Believe in Conspiracy Theories, menjelaskan bahwa konspirasi pemerintah dalam kehidupan nyata menargetkan orang kulit hitam di Amerika.

Misalnya, infiltrasi FBI terhadap gerakan Hak Sipil pada 1950-an dan 60-an, serta popularitasnya di antara artis dan penggemar hip-hop.

"Hip-hop berfungsi sebagai [kotak sabun] ini bagi orang-orang untuk berbicara tentang masalah yang relevan dengan mereka, hal-hal seperti diskriminasi, kemiskinan, sistem peradilan pidana, yang sering kali tampaknya miring terhadap orang Afrika-Amerika" .

"Ini adalah lompatan singkat untuk beralih dari memantau ketidakadilan menjadi memikirkan apakah yang ada di balik sesuatu. Hip-hop adalah kandidat yang baik untuk menghidupkan kembali mitos ini," katanya.

(lom/lth/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER