Cerita Ringtone Nokia Jadul yang Selalu Terngiang di Telinga

CNN Indonesia
Minggu, 14 Agu 2022 06:41 WIB
Ringtone yang nempel di telinga jadi salah satu peninggalan era kejayaan Nokia. Kenapa nada dering zaman sekarang tak bisa sedahsyat masa lalu?
Banyak pemilik smartphone kini memilih nada dering default. (Foto: REUTERS/CARLOS GARCIA RAWLINS)

Pada 2005, Anttila menyadari bahwa ke mana pun pergi bisa mendengar nada dering yang diciptakan atau dikolaborasikannya.

"Pada saat itu semua orang memiliki suara telepon mereka di depan umum. Ada nada dering di mana-mana dan sebagian besar orang Finlandia memiliki Nokia. Itu benar-benar aneh," katanya.

"Tidak ada [tahu] siapa yang melakukan ini dan jumlah pemutaran lagu-lagu itu secara global setiap hari. [Namun] jika Anda menghitung jumlah ponsel, itu akan menjadikan [komposer Nokia] salah satu artis yang paling banyak direkam," ucap dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musisi superstar seperti Brian Eno (yang terkenal karena menciptakan sound untuk Windows 95), Kruder & Dorfmeister, dan Ryuichi Sakamoto terlibat.

Artis Alison Craighead dan Jon Thomson membuat konsep nada dering senyap pertama di toko eksperimental mereka. Subindustri booming pun bermunculan di sekitar nada dering yang dibuat sesuai pesanan, terutama lagu-lagu pop dan rap.

Pada 2007, Nokia memiliki pangsa pasar global 50,9 persen. Efeknya, setiap orang pun memiliki nada dering yang terus berulang di otaknya.

Kritikus budaya Geeta Dayal, yang memiliki spesialisasi dalam musik dan teknologi elektronik, menilai fenomena ringtone Nokia saat itu lahir dari perjuangan melawan keterbatasan.

"Mereka mampu membuat musik dengan seperangkat alat yang sangat terbatas ini yang sangat berdampak secara emosional, seketika, dan langsung," jelas dia.

"Dengan semua kendala, mereka mampu membuat karya musik elektronik yang sangat menarik," katanya.

Dia pun menyoroti fenomena hari ini ketika banyak orang memilih membisukan nada dering smartphone-nya atau cuma memilih ringtone bawaan.

"Saya melihat bahwa orang-orang yang punya iPhone cenderung menggunakan salah satu nada dering default Apple," komentar Dayal.

"[Hanya] sedikit kebutuhan mengekspresikan individualitas Anda dengan nada dering," sambungnya.

Terlepas dari itu, Dayal menilai fenomena ringtone generasi awal bisa disetarakan dengan kondisi TikTok saat ini.

"Bagi saya, TikTok seperti nada dering baru," katanya, tentang cara pengguna menelusuri cuplikan suara aplikasi.

"Lagu-lagu di TikTok ini menjadi meme-meme dengan amat cepat, dan potongan-potongan kecil dari lagu-lagu ini, beberapa lagu lama yang dilupakan orang, tiba-tiba menjadi superhot lagi, karena TikTok," tutur Dayal.

"[Ini seperti] kegembiraan yang dulu ada di sekitar nada dering," tandasnya.



(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER