Warga Tak Bisa Bantu Selamatkan Paus Terdampar di Australia, Kenapa?

CNN Indonesia
Jumat, 23 Sep 2022 18:40 WIB
Penyelamatan paus terdampar, seperti kasus 230 satwa di Tasmania, Australia, tak bisa dilakukan sembarangan orang tanpa pelatihan. Memangnya kenapa?
100an paus pilot mati setelah terdampar di pantai Australia. (Foto: AP/Brodie Weeding)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 32 dari 230 paus pilot yang terdampar di Tasmania, Australia, berhasil diselamatkan. Penyelamatan itu tak bisa dilakukan sembarangan warga tak terlatih. Risikonya apa?

"Sekelompok paus berhasil diselamatkan dan dibawa ke perairan yang lebih dalam," kata Sam Gerrity dari Southwest Expeditions yang terlibat dalam operasi penyelamatan itu, seperti dikutip Guardian.

Sebanyak 230 paus pilot terdampar di pantai Ocean pada Rabu (21/9) waktu setempat. Beberapa di antaranya juga terdampar di daerah dataran Macquarie Harbour.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas setempat pun mengatakan hanya 35 dari 230 paus di pantai Ocean yang bertahan hidup. Namun kontrolir insiden, Brendon Clark mengatakan pada Kamis (22/9) sore waktu setempat bahwa 32 dari 35 paus telah diselamatkan.

"Kami masih punya tiga yang hidup di pantai utara. Namun karena akses yang terbatas, terutama karena tingginya gelombang, kami tidak dapat mengakses tiga paus itu secara aman hari ini, tetapi itu akan menjadi prioritas kami di pagi hari besok," ujar Brendon.

Brendon mengatakan kondisi pantai Ocean berkontribusi terhadap tingginya tingkat kematian paus. Namun ia menegaskan, bantuan untuk menyelamatkan paus secara sukarela dibatasi hanya untuk mereka yang telah berpengalaman atau mendapat pelatihan.

"Kami mengapresiasi semua bantuan dan harapan yang diekspresikan masyarakat. Ini lebih kepada mendapatkan lingkungan yang aman dan personel yang mampu dan terlatih," kata Brendon.

Kenapa mesti terlatih?

Pakar kelautan Vanessa Pirotta mengatakan melihat banyak mamalia laut terdampar adalah momen emosional. Siapa pun ingin menyelamatkan dan mengembalikan mereka ke laut.

"Saya benar-benar mengerti itu. Tetapi selalu lebih baik diserahkan kepada pihak berwenang dan orang-orang yang terlatih untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu hewan-hewan ini," ujarnya, dikutip dari ABC.

"Memindahkan hewan yang beratnya bisa beberapa ratus kilo, atau bahkan sekitar satu ton, bukanlah hal yang paling mudah."

Dia mengatakan ada risiko kesehatan dan keselamatan yang perlu dipertimbangkan bagi orang-orang yang tidak terlatih atau yang tidak terbiasa dengan hewan. Misalnya, kondisi paus dengan ekor yang meronta-ronta karena stres.

Dalam penanganan terdamparnya paus ini, Pirotta mengatakan teknologi dapat memainkan peran besar dalam penilaian awal situasi.

"Salah satu hal yang mungkin mereka lakukan adalah mengirim drone, penilaian udara, meminta orang-orang di lapangan untuk menilai hewan yang kemungkinan masih hidup dan membandingkannya dengan yang mungkin telah meninggal," katanya.

"Hewan-hewan yang terlihat dalam kondisi bagus, kemungkinan besar akan diapungkan atau dikirim ke laut, dan itu yang akan ditolong terlebih dahulu. Tapi ini tantangan logistik yang sangat besar," lanjut dia.

Menurutnya, waktu juga merupakan faktor penting dalam pendekatan, dan keberhasilan, dari respons yang terdampar.

Sebab, terdampar di pantai bisa memberikan tekanan yang "menghancurkan" pada organ-organ paus. "Selain itu, jika [suhu] hangat, mereka benar-benar bisa kepanasan," lanjutnya.

Banyak orang menghambat

Senada, Manajer umum Dewan Pantai Barat David Midson mengaku menghargai warga yang ingin membantu. Namun, ia mendesak mereka yang tidak terkait langsung dengan operasi resmi untuk tetap menjaga jarak.

"Memiliki orang tambahan benar-benar dapat menghambat upaya penyelamatan mereka."

"Jika Anda ingin membantu, hubungi salah satu organisasi dan sukarelawan itu, dan dengan cara itu Anda akan mendapat dukungan dan pelatihan untuk membuat perbedaan."

Peristiwa di Tasmania ini bukanlah yang pertama terjadi. Pada 2020, 470 paus pilot ditemukan terdampar dan terjebak di daerah Macqarie Harbour. Itu menjadi perisitwa terdampar yang paling buruk dalam sejarah Australia.

Selain itu, ini merupakan peristiwa terdampar kedua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin (19/9), ada 14 paus sperma jantan yang mati terdampar di Selat Bass.

Mengutip Sky, peristiwa terdamparnya paus itu berkaitan dengan temperatur hangat yang mengubah arah gelombang samudera. Hal itu membuat sumber makanan paus juga bergerak.

"Mereka akan pergi ke area berbeda dan mencari sumber makanan yang berbeda juga," kata saintis kelautan, Olaf Meynecke dari Griffith University.

"Ketika mereka melakukannya, para paus mungkin tidak dalam kondisi yang terbaik karena mereka kelaparan. Jadi, ini bisa membuat mereka berisiko dan mungkin lebih dekat ke bibir pantai," ujarnya menambahkan.

[Gambas:Video CNN]

(lth/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER