Bulan Oktober akan diwarnai sejumlah fenomena antariksa, mulai dari hujan meteor sampai penampakan penampakan planet kerdil terbesar kedua setelah Pluto, Eris.
Melansir Planetary, ada tiga planet yang dapat terlihat jelas pada Oktober. Jupiter yang cerah berada di sudut rendah di bagian timur setelah Matahari tenggelam, lalu sedikit di atasnya, akan ada Saturnus yang berwarna kekuningan.
Sementara itu, Mars yang kemerah-merahan bakal muncul pada pertengahan malam dan semakin cerah saat Bumi dan Mars semakin dekat dalam orbit masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, Mars mendekati titik oposisinya (sisi berlawanan Bumi dari Matahari) pada 8 Desember. Mars berada dalam titik tingginya di langit jelang subuh.
Selain fenomena itu, ada pula peristiwa antariksa yang terjadi khusus di Bulan Oktober, berikut daftarnya:
Melansir Tree Hugger, fenomena antariksa yang pertama hadir terjadi pada 8 Oktober. Fenomena ini disebut hujan meteor Draconids yang memang biasa terjadi setiap bulan.
Nama Draconids berasal dari konstelasi Naga Draco di utara. Bumi melewati serpihan komet selebar 19 km yang disebut 21P/ Giacobini-Zinner.
Komet tersebut berhasil selamat dari perjalanannya mengitari Matahari pada 2018, dan diprediksi akan kembali pada 2024. Hujan meteor Draconids biasanya tak seindah hujan meteor Perseid.
Namun pada 1993, hal berbeda terjadi saat meteor yang jatuh sebanyak 500 buah per menit. Sebelumnya, hujan meteor Draconids menampilkan 100 puing meteor per menit pada 1946.
Fenomena berikutnya adalah Bulan Pemburu pada 9 Oktober. Nama itu berasal dari kebiasaan penduduk asli Amerika berburu untuk persediaan saat musim dingin.
Bulan Pemburu juga memiliki nama lain yakni Bulan Beku dan Bulan Es. Waktu terbaik untuk menyaksikan Bulan Pemburu adalah Senin (9/10) pukul 4.54 malam waktu EDT atau Selasa (10/10) pukul 3.54 WIB.
Pada 18 Oktober, fenomena antariksa yang akan tampak adalah planet kerdil Eris. Ia adalah planet kerdil terbesar kedua setelah Pluto dalam Tata Surya kita.
Selain itu, Eris adalah obyek terbesar yang belum pernah dikunjungi pesawat manusia. Nama Eris sendiri diambil dari dewi perselisihan asal Yunani.
Eris mengelilingi Matahari setiap 559 tahun sekali. Pada 18 Oktober, Bumi akan berada tepat di antara Eris dan Matahari.
Eris memiliki permukaan reflektif yang besar, itu membuatnya menjadi obyek besar tercerah kedua dalam Tata Surya setelah bulan Saturnus, Enceladus.
Hujan meteor Orionids tahun ini diprediksi berlangsung lebih jelas. Pasalnya tahun lalu, hujan meteor Orionids bertepatan dengan Bulan Purnama.
Hujan meteor Orionids berasal dari puing-puing yang ditinggalkan Kome Halley. Puncak huan Orionids akan terjadi pada malam 20 hingga 21 Oktober.
Dalam kondisi ideal, akan terlihat 25 meteor setiap jamnya. Hujan meteor Orionids cenderung berasal dari konsetlasi Orion dan Pemburu. Namun ia bisa dilihat dari titik manapun pada malam hari.
Gerhana Parsial akan tampak bagi penduduk di Eropa, Rusia, selatan dan barat Asia serta utara dan timur Afrika. Mereka yang berada di bawah langit Atlantik. Pada titik maksimalnya, Bulan akan menutupi sekitar 82 persen dari permukaan Matahari.
Hal itu membuat gerhana parsial yang 'sangat dalam'. Namun tidak disarankan melihat gerhana ini dengan mata telanjang.
Itu karena melihat gerhana ini tanpa perlindungan bisa merusak mata Anda.
(lth/lth)