Viral Gas Air Mata Bikin Mata Merah Seminggu, Cek Faktanya

CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2022 19:45 WIB
Bola mata korban insiden Kanjuruhan menampilkan warna yang merah. Karena gas air mata?
Korban selamat Tragedi Kanjuruhan Raffi Atha Dziaulhamdi (14) matanya memerah usai terkena tembakan gas air mata polisi. Detikcom Redaksi
Jakarta, CNN Indonesia --

Gambar bola mata korban gas air mata di insiden Stadion Kanjuruhan viral. Dalam foto yang beredar, bola mata salah satu korban terlihat sangat merah.

Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai Arema FC kalah 2-3 dari tim tamu, Persebaya Surabaya pada pertandingan Liga 1, Sabtu (1/10) malam WIB. Sebanyak 131 orang tewas usai polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun.

Korban tewas berdesak-desakkan untuk menghindari gas air mata tersebut. Di saat yang sama, sejumlah orang yang selamat masih merasakan dampak gas air mata tersebut. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya adalah bola mata yang masih memerah. Salah satu netizen membagikan kolase foto mata korban yang merah lantaran terpapar gas air mata adalah akun @nataliamwijanto.

"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini," kata akun katanya.

Warganet lain berkomentar pernah terpapar gas air mata, namun tak menimbulkan dampak kepanjangan seperti pada gambar.

"2019 pernah kena gas air mata juga tapi nggak selama ini deh, sejam doang beres," tulis akun @death_by_luck.

Dikutip Detik.com, Raffi Atha Dziaulhamdi (14), Aremania yang selamat dari Tragedi Kanjuruhan hingga saat ini matanya memerah akibat tembakan gas air mata.

Pada laga Arema FC kontra Persebaya itu Raffi duduk di tribun 10 atau di selatan. Ia menonton bersama dengan saudara dan teman-temannya pada Sabtu tanggal 1 Oktober 2022.

Ia mengaku terkena kepulan asap gas air mata saat tengah berjalan ketika turun dari tribun.

"Kemudian peluit tanda berakhirnya babak kedua dibunyikan. Sekitar 15 menit setelahnya saya turun ke tribun berdiri. Pas jalan, dari aparat menembakkan gas air mata dan saya di kepulan asap itu," ujar Raffi saat ditemui detikJatim di rumahnya Jalan Prof Moh Yamin Kelurahan Sukoharjo, Klojen, Kota Malang, Minggu (9/10/2022).

Jika mengacu pada CDC Amerika Serikat, gas air mata bekerja dengan menyebabkan iritasi pada area kontak misalnya, mata, kulit, hidung dalam beberapa detik setelah terpapar.

Namun efek dari paparan gas air mata itu biasanya berumur pendek, antara 15-30 menit setelah orang tersebut menjauh dari sumber asap.

Selain itu tanda dan gejala langsung dari paparan gas air mata menunjukkan mengalami beberapa atau gejala seperti mata iritasi berlebihan, terbakar, penglihatan kabur dan kemerahan.

Selain itu paparan jangka panjang atau paparan zat anti huru hara dosis besar, terutama di tempat tertutup, dapat menyebabkan efek parah seperti kebutaan, glaukoma (sakit mata serius yang bisa berujung kebutaan), kematian karena rasa terbakar di tenggorokan dan paru-paru serta kegagalan pernafasan. 

Di sisi lain, Mabes Polri mengakui menembakkan gas air mata kedaluwarsa saat tragedi Kanjuruhan. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan sejumlah gas tersebut telah kedaluwarsa sejak 2021.

"Ya ada beberapa yang diketemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa ya," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Sealtan, Senin (10/10).

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER