Spesifikasi Rumah Tahan Gempa, Mesti Simetris Hingga Atap Ringan

CNN Indonesia
Minggu, 11 Des 2022 23:49 WIB
Seperti apa rumah tahan gempa yang ideal? Simak rinciannya yang penting diperhatikan terutama usai rangkaian gempa di selatan Jawa.
Salah satu wilayah yang terdampak gempa Cianjur. (Foto: AFP/ADITYA AJI)

Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 111/KPTS/CK/1993, tertanggal 26 September 1993, tentang Pedoman Bangunan Tahan Gempa Bangunan Beton Bretulang, ada sejumlah deret spesifikasi rumah tahan gempa.

CNNIndonesia.com merangkum sejumlah hal utama, yakni:

1. Bentuk denah bangunan sebaiknya sederhana dan simetris. Misalnya, rumah berbentuk L, baiknya ada pemisahan struktur menjadi dua persegi panjang vetikal dan horzontal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang (lubang pintu/jendela diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah bangunan.

3. Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup.

4. Atap sedapat mungkin dibuat ringan

5. Dalam hal pondasi, ada sejumlah ketentuan yang mesti diterapkan:

  • Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah yang kering, padat, dan merata kekerasannya.
  • Dasar pondasi sebaiknya terletak lebih dalam dari 45 cm di bawah permukaan tanah.
  • Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus, pondasi dinding penyekat juga dibuat menerus. Jika pondasi terdiri dari batu kali, maka perlu dipasang balok pengikat/sloof sepanjang pondasi.
  • Pondasi-pondai setempat perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok.
  • Pondasi umpak (balok sill, jangkar besi 0 minimum 12 mm).
  • Pondasi umpak tiang kayu (balok pengikat pondasi, paku minimal 4 buah, balok lantai, batu).
  • Pondasi setempat beton bertulang (pakai balok pengikat/sloof).

6. Pencampuran komponen-komponen beton harus dilakukan dengan baik dan pengadukan harus merata serta mengikuti rasio tertentu, yakni 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil: 1/2 air.

Siasati biaya mahal

Erwin mengakui dalam realisasinya pembuatan rumah tahan gempa "memang membutuhkan biaya yang lebih mahal dibanding rumah pada umumnya."

Namun, dia mengatakan bahwa hal tersebut bisa disiasati dengan penggunaan bahan-bahan bangunan yang tersedia di sekitar lingkungan tempat tinggal. Masyarakat bisa menggunakan bambu atau rotan sebagai pengganti tulangan baja. Selain itu, penggunaan kayu juga bisa menjadi alternatif bahan pengganti lainnya.

"Intinya, konsep pembangunan rumah tahan gempa adalah membuat bangunan menjadi lebih ringan, lebih daktail, dan adanya penyaluran beban dari setiap elemennya sampai ke pondasi," ujar dia.

"Jika kita bisa memanfaatkan kekayaan alam sebagai pengganti bahan bangunan, maka rumah tinggal tahan gempa bisa menjadi lebih murah dan terjangkau di masyarakat," tandas dia, yang juga menjabat ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) wilayah Malang Raya itu.

(tim/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER