Awan Cumulonimbus Bisa Hiasi Langit RI Sepekan, Ngefek ke Penerbangan?

CNN Indonesia
Kamis, 29 Des 2022 21:57 WIB
Awan Cumulonimbus (CB) pemicu hujan deras terprediksi bakal ada hingga 2 Januari. Membahayakan penerbangan?
Ilustrasi. Awan pemicu hujan diprediksi tutupi langit RI setidaknya sepekan ke depan. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Awan Cumulonimbus (CB) yang merupakan pemicu hujan lebat diprediksi akan terjadi hingga 2 Januari dengan persentase 50 hingga 75 persen. Apa efeknya bagi penerbangan?

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan awan ini sangat mungkin memengaruhi penerbangan.

"Penerbangan dipengaruhi kondisi awan CB yang kita prediksi 27 Desember sampai 2 Januari," ungkapnya dalam konferensi pers daring pada Kamis (29/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut "awan CB dengan persentase antara 50-75 persen selama 7 hari ke depan" diprediksi terjadi di sejumlah perairan.

Yakni, Laut Andaman, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Pasifik utara Pulau Papua, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga barat Pulau Sumatera, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Aru, Laut Arafuru, Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan sebagain kecil Pulau Papua.  

Selain awan CB dengan cakupan spasial antara 50-75 persen, ia mengatakan awan CB dengan cakupan spasial lebih dari 75 persen juga akan terjadi di beberapa wilayah, yakni Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Timor, dan Teluk Carpentaria.

Melihat kondisi cakupan awan tebal dengan wilayah yang cukup luas, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Achadi Subarkah mengungkap peluang penundaan penerbangan.

"Dapat kami sampaikan bagi penumpang, nantinya perlu bersabar ketika akan naik pesawat terbang, hal ini pada saat cuaca buruk. Kalaupun ada penundaan ini bisa diakibatkan di antaranya ada safety yang sudah diterapkan maskapai dan bandara. Ini sangat penting, terutama bandara yang tidak 24 jam," ujarnya.

"Bagi para penumpang ini menjadikan lebih aware adanya penundaan pesawat karena adanya informasi yang telah disampaikan oleh BMKG di setiap bandara," imbuhnya.

Selain awan CB, kondisi angin kencang di beberapa wilayah juga perlu diwaspadai oleh sejumlah maskapai penerbangan. Terutama maskapai dengan unit yang terbang rendah.

"Pada tanggal 29 ada kecepatan angin cukup tinggi sampai 40 knot sampai dengan ketinggian 23 ribu kaki, mulai dari barat Indonesia, terutama di wilayah Jawa sampai dengan NTT," tutur Achadi.

"Ini perlu diwaspadai bagi pesawat-pesawat yang terbang di bawah 10 ribu kaki, ataupun medium level sampai dengan ketinggian 23 ribu kaki terutama heli dan pesawat-pesawat yang tidak berbadan lebar," lanjutnya.

Selain di wilayah barat, wilayah Papua juga diperkirakan akan mengalami angin kencang serupa.

"Di daerah Papua kecepatan anginya juga cukup tinggi pada ketinggian di atas 23 ribu kaki dari arah timur sampai 40 knot lebih, ini bisa menjadi ketidaknyamanan bagi penumpang di daerah tersebut," pungkas Achadi.

(lom/can/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER