Ridwan Kamil di Peringatan 100 Tahun Bosscha: Sering Renungkan Kiamat

CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2023 21:00 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil hadir dalam peringatan 100 tahun obsevatorium Bosscha. Di momen itu, RK mengaku sering renungkan kiamat Ridwan Kamil mengaku sering merenungkan soal kiamat. (CNNIndonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengungkap kerap berdiskusi ihwal kapan hari kiamat namun dalam lingkup keilmuan astronomi.

Mulanya pria yang akrab disapa kang Emil itu mengungkapkan kedekatan dia dengan ilmu astronomi lantaran kakak kandungnya merupakan lulusan Ilmu Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia tak jarang berdiskusi tentang kiamat dalam lingkup ilmu astronomi dengan kakaknya.

"Saya sering diskusi juga dengan kakak saya lulusan astronomi soal kapan kiamat. Kalau pakai teori astronomi, Matahari meninggal dunia 8 miliar tahun cahaya. Jadi ibaranya jika usia kita selama ini, kalau 8 miliar tahun cahaya dihitung dalam 24 jam, itu kita baru 1 detik dari prediksi," ujarnya dalam dalam perayaan 100 tahun Observatorium Bosscha, Senin (30/1).

Lebih lanjut ia mengutip ayat Al-Quran dari surat Asy Syams yang disebutnya merupakan potongan ayat tentang menanyakan siapa manusia di alam semesta.

Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā.

(Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha ketika matahari naik sepenggalah),

Wal-qamari iżā talāhā (demi bulan saat mengiringinya)

Pria yang akrab disapa RK itu mengaku sering mendiskusikan bagaimana Black Hole atau Lubang Hitam menjadi salah satu tempat yang memiliki gaya gravitas tinggi, sehingga bisa menyedot segala sesuatu yang ada di dekatnya termasuk cahaya.

Di samping itu, Ridwan juga mengungkapkan sumbangsih Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung kegiatan riset lewat pendidikan.

Ia menjelaskan, anggaran pendidikan daerah idealnya menurut aturan 20 persen dari total anggaran. Namun, ia mengklaim Jabar mengalokasikan lebih banyak yakni 37 persen.

"Kami atur-atur anggaran supaya banyak ke SDM termasuk uang ratusan miliar untuk pengembangan ITB dari dulu sampai sekarang termasuk hibah tanah di Jatinangor dan itulah tugas mulia yang kami laksanakan," tuturnya.

Observatorium Bosscha memperingati 100 tahun beroperasinya pada Senin (30/1) di Lembang, Jawa Barat. Observatorium ini dianggap sebagai yang tertua di Indonesia.

Pengurus observatorium Bosscha, Yatny Yulianty mengklaim observatorium Bosscha telah berkontribusi pada pengembangan astronomi dan sains di Indonesia bahkan dunia.

"Observatorium Bosscha tetap tegak dan berfungsi dalam usianya yang 100 tahun sebagai observatorium astronomi yang aktif berkontribusi pada pengembangan ilmu astronomi dan pendidikan sains untuk masyarakat," kata dia dalam keterangannya, Senin (30/1).

Di samping itu Yatny menilai Bosscha merupakan observatorium yang berlokasi dekat dengan ekuator, sehingga menguntungkan dalam pemantauan langit yang dicakup.

Observatorium Bosscha, kata dia, dimulai pada 1920 yang dibangun oleh Nederlands Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) yang diprakarsai dan dipimpin oleh K. A.
R. Bosscha.

Pembangunan kawasan ini bertujuan untuk menghimpun sumber daya, pemikiran dan persiapan untuk mendirikan pengamatan astronomi.

(can/lth)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER