Bagaimana cara menyetop tren ngemis online ini?
Radius, dosen pengampu mata kuliah kajian media itu, pun menyarankan semua pihak tak lagi mengacuhkan tayangan ngemis online.
"Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghentikan kasus-kasus mandi lumpur adalah dengan memfilter tontonan, artinya tidak memberikan perhatian dan kontribusi, dengan tidak menonton ataupun memberikan koin," jelasnya lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia meminta platform media sosial memberikan aturan yang lebih bijaksana soal konten.
"Apabila hal ini dibiarkan, platform media sosial akan dipenuhi konten-konten yang tidak bermutu dan berdampak pada kualitas generasi ke depannya," ujar Radius.
Kendati demikian, Dandi menduga tren ngemis online ini tak akan berlangsung lama.
Terlebih, kata dia, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah meminta platform TikTok untuk menurunkan konten yang berbau 'ngemis online'.
Sebelumnya, Kementerian Sosial mengeluarkan larangan pemanfaatan lansia untuk konten ngemis online. Berdasarkan surat itu, Kominfo mengambil langkah dengan meminta TikTok men-takedown konten itu.
Pihak perusahaan pun mengaku mengikuti permintaah Kominfo dengan men-takedown konten itu dan menampung laporan terhadap video sejenis.
Lebih lanjut, Dandi menyarankan kepada Pemerintah dan Universitas untuk melakukan literasi digital yang lebih menarik bagi masyarakat, sehingga tidak tergerus dengan rasa ingin tenar di media sosial.
"Sejauh apapun usaha untuk melakukan literasi digital, kalau hanya sekadar memberikan penataran, selama itu tidak bisa mengalahkan pengalaman viral, itu bagaimanapun tidak bisa menyembuhkan sifat pengen cepet terkenal," kata pria yang menjadi dosen di Program Studi Jurnalistik.
(can/arh)