Jakarta, CNN Indonesia --
Pemanasan global (Global warming) punya beragam dampak signifikan terhadap kehidupan makhluk Bumi. Simak rinciannya di sini.
Secara sederhana, pemanasan global adalah peningkatan panas secara gradual di permukaan Bumi beserta samudra dan atmosfernya dikarenakan aktivitas manusia.
Salah satu aktivitas utama penyumbang pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil yang memompoa karbon dioksida (CO2), gas metan, dan gas rumah kaca lain ke atmosfer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir LiveScience, dampak dari pemanasan global bisa diukur dan kasat mata. "Kita bisa mengobservasi hal-hal itu di kehidupan nyata pada banyak tempat," kata profesor geologi dan ilmu lingkungan University of Pittsburgh Josef Werne.
"Mencairnya es di kedua Kutub dan gletser di pegunungan, danau-danau menghangat secara cepat di dunia, perubahan pola migrasi binatang dan aktivitas tumbuhan menjadi buktinya," ia menambahkan.
Berikut rincian efek pemanasan itu terhadap Bumi:
Suhu Bumi naik
Salah satu dampak utama pemanasan global adalah meningkatnya temperatur Bumi. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), rata-rata temperatur global meningkat sekitar 0,8 derajat celsius dalam 100 tahun terakhir.
Sejak pencatatan dimulai pada 1895, tahun 2016 menjadi yang terpanas yakni 0,99 derajat celsius lebih hangat daripada rata-rata temperatur di Abad ke-20.
Faktanya, 10 tahun terhangat menurut sejarah terjadi setelah tahun 2005. Enam tahun terpanas sejauh ini dimulai dari urutan paling panas adalah 2020, 2019. 2015, 2017, dan 2021.
Cuaca ekstrem makin sering
Seiring peningkatan suhu global, pola cuaca pun berubah. Alhasil, kondisi cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Berdasarkan laporan Laboratorium Geophysical Fluid Dynamcis NOAA, topan menjadi lebih sering terjadi dan intens.
Permodelan komputer menunjukkan, frekuensi topan tetap sama, tetapi badai yang terbentuk akan meningkatkan volume hujan karena udara yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan.
"Bahkan ketika topan kurang rutin terjadi secara global, hal sebaliknya bisa terjadi di beberapa area," kata pakar atmosfer, Adam Sobel.
"Sebagai tambahan, para pakar percaya bahwa topan akan lebih intens karena perubahan iklim. Hal itu karena topan mendapatkan energinya dari perbedaan temperatur antara samudra tropis yang hangat dan atmosfer di atas yang dingin. Pemanasan global meningkatkan perbedaan itu," katanya menambahkan.
Es yang Mencair dan Efek Sosial di Halaman Berikutnya...
Es mencair
Mencairnya es dari sejumlah tempat di Bumi juga menjadi dampak utama pemanasan global. Sejauh ini, hal itu sudah terjadi di Amerika Utara, Eropa, dan beberapa wilayah di Asia.
Berdasarkan riset tahun 2016, kini area permafrost sudah 10 persen lebih sedikit daripada awal 1900an. Menurunnya area permafrost bisa menyebabkan longsor dan bencana daratan lainnya.
Salah satu yang paling kentara adalah berkurangnya jumlah es di Laut Arktik. Selain itu, hanya ada 25 gletser yang luasnya lebih dari 25 hektar di Montana Glacier National Park.
Berdasarkan studi pada 2016 di jurnal Nature Geoscience, penurunan jumlah gletser itu 99 persen sepertinya dikarenakan perubahan iklim karena ulah manusia.
Muka air laut naik
Mencairnya es di beberapa wilayah Bumi ikut meningkatkan level permukaan air laut. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Dunia, kecepatan peningkatan permukaan air laut meningkat dua kali lipat dari 2,1 milimeter per tahun (1993-2002) ke 4,4 milimeter per tahun antar 2013 dan 2021.
Beberapa peristiwa yang berkontribusi terhadap peningkatan permukaan air laut adalah mencairnya es kutub di wilayah Arktik dan Antartika, mencairnya lapisan es dan gletser di Greenland, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia.
[Gambas:Photo CNN]
Jika tren peningkatan air laut terus terjadi, banyak area pesisir yang menjadi tempat tinggal setengah populasi manusia dunia akan tenggelam.
Perubahan perilaku hewan dan tanaman
Hewan dan tanaman juga tidak tinggal diam menghadapi pemanasan global. Banyak tanaman dan binatang telah mengubah orientasinya menjadi lebih ke utara atau wilayah yang lebih tinggi.
"Mereka tidak hanya berpindah ke utara. Mereka berpindah dari khatulistiwa ke arah kutub. Secara sederhana, mereka mengikuti wilayah dengan temperatur yang nyaman, yang sedang berpindah ke kutub karena temperatur global rata-rata menghangat," kata Werne.
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mencatat burung-burung dan serangga yang bermigrasi sekarang tiba lebih awal pada musim panas daripada saat Abad ke-20.
Efek sosial
Manusia juga pastinya terdampak oleh pemanasan global. Dampak sosial akan muncul karena kekeringan, kekurangan bahan pangan, kelaparan, dan ketidakstabilan politik.
Kesehatan manusia pun pada akhirnya akan terancam karena pemanasan global memicu banyak penyakit. Asosiasi Medis Amerika melaporkan, adanya peningkatan penyakit karena nyamuk seperti malaria atau DBD.
Selain itu, penyakit asma juga meningkat yang diperkirakan terjadi karena pemanasan global.