Alasan Edelweis Langka dan Raih Gelar 'Bunga Abadi'

CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2023 07:00 WIB
KLHK mengungkap alasan bunga Edelweis tergolong langka dan mendapat julukan Bunga Abadi. Simak pemaparan berikut.
Ilustrasi. Edelweis cuma hidup di ketinggian. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Edelweis menjadi tanaman langka karena terkait syarat ketat buat tumbuh serta ragam gangguan manusia. Simak paparan pakar berikut. 

Sebelumnya, Edelweis menjadi sorotan usai kerusakan bentang alam Ranca Upas akibat kegiatan motor trail yang mengabaikan lingkungan. Aktivis yang memprotes menyebut Edelweis rawa di lokasi itu cuma tumbuh di dua tempat di Indonesia.

Peneliti pada Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas Muhammad Imam Surya mengungkap tumbuhan yang dimaksud itu adalah Syngonanthus flavidulus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Syngonanthus flavidulus bukan atau berbeda dengan Edelweis," ucapnya, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/3).

Terlepas dari itu, tanaman itu tetap harus dilestarikan, bukan malah dilindas ban motor trail. Selain itu, Edelweis memang tanaman langka yang cuma ditemukan di habitat tertentu, yakni puncak-puncak gunung tinggi.

Melansir situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Edelweis terbilang "tumbuhan langka" karena berbagai sebab. Pertama, habitat atau tempat hidupnya sangat terbatas (endemik).

Mereka, kata peneliti, hidup pada ketinggian 2.400 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut. Khusus Jawa Barat, Edelweis bisa ditemukan di Gunung Papandayan, Gunung Gede Pangrango, Gunung Salak, dan Gunung Ceremai.

"Tumbuhan endemik mempunyai daerah penyebaran yang sempit, sehingga rentan kepunahan. Jangan ganggu mereka," demikian dikutip dari tulisan Agus Mulyana dan Asep Hasbillah dari Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango itu.

Kedua, lanjut mereka, pupulasinya cenderung menurun akibat banyak mengalami gangguan, baik alam atau manusia. Di tempat tumbuh yang ekstrem jenis-jenis hayati sangat rentan dan populasinya cenderung menurun.

Sementara, gangguan dari manusia banyak berupa petikan para pendaki yang tergoda keindahannya.

"Para 'predator' ini adalah saudara kita yang belum sadar dan tidak peduli dengan kelestarian alam, mereka malah berpendapat "semakin langka, semakin menantang untuk dibawa," demikian keterangan itu.

Survival

Menurut peneliti, Edelweis memang "pionir" karena mampu hidup didaerah yang kering dan ekstrim, di puncak gunung, pada bebatuan berpasir.

Kenapa bisa bertahan? Ahli menyebut ukuran daun yang kecil dan ditumbuhi bulu-bulu tebal warna putih mengkilap efektif mengatasi suhu yang ekstrem dan udara yang kering.

Di bebatuan berpasir yang miskin hara, mereka bersimbiosis dengan jamur tanah membentuk mikoriza. Disamping untuk kenyamanan, simbiosis dilakukan demi pembentukan mikoriza yang juga efektif memperluas kawasan yang dapat dimanfaatkan tumbuhan lain.

Tugas dan pengabdian Edelweis, kata peneliti, selesai saat kondisi lingkungan membaik. Bunga ini mengalah dan memberikan tempat tumbuhnya kepada jenis penerusnya, seperti cantigi, kitanduk dan rhododendron.

"Mari kita hargai perjuangan berat dan pengorbanan sang pionir, jangan buang sampah, mendirikan tenda atau api unggun di tempat hidup mereka," kata kedua peneliti.

Di luar masalah pengorbanannya, Edelweis punya dedaunan yang tak pernah layu, "sehingga diberi gelar bunga abadi". Kenapa?

"Mereka hidup ditempat yang kering, sehingga kadar air dalam tumbuhan ini pun rendah, jadi meskipun kekurangan air atau tidak ada supply air (bila dipetik) tidak terlalu banyak penurunan kadar air sehingga seolah-olah tidak apa perubahan (tidak layu)."

KLHK juga menyebut bunga ini sebagai "lambang keberhasilan pendakian gunung". Pasalnya, mereka hanya tumbuh di puncak-puncak gunung yang tinggi (di atas 2.400 m dpl).

Mulai 29 Juni 2018, Edelweis jawa sendiri dilindungi Peraturan Menteri LHK No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. 

[Gambas:Video CNN]



(tim/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER