Merapi Setop Muntahkan Awan Panas meski Masih Rajin Lontarkan Lava

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2023 16:29 WIB
Merapi masih memuntahkan lahar meski sudah berhenti melontarkan awan panas guguran.
Warga memantau lava pijar Gunung Merapi dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (14/3). Awan panas guguran sudah berhenti. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gunung Merapi sudah berhenti melontarkan awan panas guguran (APG) walau masih memuntahkan lava

"Jumlah guguran awan panas berhenti tanggal 17 [Maret] begitu, dan untuk guguran lava masih terus sampai sekarang," kata Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto, dalam konferensi pers daring, Selasa (21/3).

"Nah itulah ciri khas Merapi itu, jadi memang ada guguran [lava]. Kalau malem akan kelihatan batuan masih panas, pasti kelihatan menyala," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Badan Geologi, sejak mengalami erupsi pada Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB, serangkaian awan panas guguran terlontar. Hingga berhenti pada Jumat (17/3), Merapi tercatat mengalami 69 kejadian APG.

Jarak maksimal lontaran awan panas ini, kata Sugeng, maksimal mencapai 4 km ke arah Barat Daya ke Kali Bebeng, pada Sabtu (11/3) pukul 12.19 WIB.

Akibatnya, sejumlah daerah di Jawa Tengah sektor barat-barat laut melaporkan terjadinya hujan abu, seperti Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara.

"Jadi memang enggak meletus besar padahal memang, ya salah satu ciri khas Merapi adalah mengeluarkan awan panas guguran, bukan suatu letusan seperti 2010 lalu meledak gitu," ucapnya.

"Kebetulan anginnya cukup kencang ke arah Barat, Barat Laut."

Pihak otoritas memang menerapkan zona bahaya 7 Km dari puncak saat awal letusan. 

"Worst case-nya 7 km, namun yang terjadi sekitar 4 km. Dan juga jarak terdekat yang ditinggalin penduduk 8 koma sekian [km], sekitar 9 kilo, kecuali memang yang berkegiatan di atas," tutur Sugeng.

Untuk saat ini, Badan Geologi menyebut aktivitas erupsi Merapi didominasi oleh guguran lava sekitar 150 kejadian per hari yang tampak pijar di malam hari.

"Rata-rata jaraknya 1 sampai 1,3 km ke arah Sungai Bebeng dan juga Kali Boyong," imbuhnya.

Di samping itu, aktivitas kegempaan internal masih tinggi. Data satu minggu terakhir mengungkap gempa vulkanik dalam kurang dari 1 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal 3 kejadian per hari, dan gempa multifase 26 kejadian per hari.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER