Narkoba Era Prasejarah Diungkap di Eropa, Diduga untuk Ritual Kuno

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2023 07:18 WIB
Narkoba sudah dikenal setidaknya sejak zaman perunggu, tepatnya sekitar 3.000 tahun lalu. Apa jenisnya?
Ilustrasi. Temuan narkoba prasejarah ditemukan di pemakaman gua. (REUTERS/JON NAZCA)

Seorang peneliti di Pusat Studi Andean Universitas Warsawa di Polandia, Dagmara Socha mengatakan skopolamin dan atropin itu bisa menghasilkan efek "brutal dan tidak menyenangkan."

Socha, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyelidiki penggunaan senyawa kuno yang 'membengkokkan' pikiran. Baru-baru ini ia juga menggambarkan penemuan obat psikoaktif di kepala trofi kuno anak Nazca yang dikorbankan dari Peru.

Skopolamin dan atropin ditemukan pada tanaman di genera Datura dan Brugmansia. Keduanya dalam keluarga nightshade dan digunakan di Amerika Selatan pra-Columbus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di komunitas Shuar Pribumi di Amazon, anak-anak yang tidak patuh didisiplinkan dengan memberi mereka jus yang disebut maikua, terbuat dari bunga Brugmansia.

"Selama kesurupan berikutnya, anak-anak muda yang bandel akan berkomunikasi dengan leluhur mereka dan belajar menghormati orang tua mereka," kata Socha.

Namun, penggunaan narkoba di zaman prasejarah juga bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Suku Maya dan Aztec di Mesoamerika menggunakan Datura stramonium sebagai afrodisiak (peningkatan gairah seksual).

Status khusus

Karena tabung di gua Es Càrritx Menorca yang berisi rambut ditemukan di ruang tertutup, kecil kemungkinan senyawa tersebut dipaparkan dari kontaminasi terbaru di situs tersebut.

Sebaliknya, kata Guerra-Doce, rambut menyerap bahan kimia setelah konsumsi obat berlangsung selama hampir satu tahun sebelum kematian, berdasarkan analisis sepanjang untaian.

Penemuan dari Es Càrritx juga bisa menjelaskan bagaimana ritual penggunaan narkoba mungkin telah menentukan peran tertentu dalam masyarakat Eropa prasejarah.

Lihat Juga :

Karena hanya sebagian kecil dari individu di ruang pemakaman yang rambutnya diwarnai, dipotong, dan diawetkan, mereka kemungkinan memiliki status khusus terkait penggunaan tanaman psikoaktif.

"Tapi untuk saat ini, kesimpulan itu hanya sebuah hipotesis. Untuk membuktikannya, kami harus melakukan lebih banyak analisis pada individu yang berbeda," kata Guerra-Doce.

(can/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER