Hujan Meteor Lyrid Bakal 'Siram' RI, Simak Jadwal Lengkapnya

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Apr 2023 19:30 WIB
Ilustrasi. Hujan Meteor Lyrid bakal hiasi langit besok. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah nihil hujan meteor selama berbulan-bulan, Lyrid bakal mengakhiri kebuntuan Minggu (23/4). Simak cara menikmati dan jadwal lengkapnya.

Terakhir kali ada hujan meteor adalah Quadrantid, yang terjadi pada Rabu (4/1) dinihari WIB.

Dikenal sebagai salah satu hujan meteor tertua yang tercatat, dikutip dari EarthSky, Lyrid diperkirakan akan menghasilkan 10 hingga 15 meteor per jam selama tiga malam yang berpusat di sekitar puncaknya pada Sabtu (22/4) pukul 21.06 ET atau Minggu (23/4) pukul 08.06 WIB.

Sementara, menurut akun Instagram Observatorium Bosscha, puncak Hujan Meteor Lyrid terjadi pada Minggu (23/4) mulai pukul 22.06 WIB hingga fajar keesokan harinya.

Dikutip dari CNN, Lyrid muncul di langit sejak 15 April dan akan bertahan hingga 29 April, tetapi puncaknya relatif sempit dibandingkan dengan Perseids musim panas yang terkenal dan hujan lainnya.

Kabar baiknya, Bulan baru akan membuat hujan meteor terlihat lebih benderang tanpa gangguan cahaya terang purnama.

"Bulan akan mengaburkan semua meteor kecuali yang paling terang, jadi jika tidak ada gangguan bulan, Anda dapat melihat terang, redup, semua meteor yang muncul," kata Robert Lunsford, koordinator laporan meteor untuk American Meteor Society.

Ia menyebut pengamat bisa melihat satu meteor setiap lima menit di daerah yang jauh dari polusi cahaya. Sementara, Anda yang berada di dekat kota atau lampu terang diperkirakan bisa melihatnya setiap 15 menit atau lebih.

Berdasarkan riwayatnya, Lyrid melampaui ekspektasi lewat 'hujan' dengan lebih dari 100 meteor per jam rata-rata setiap 60 tahun. 'Ledakan' berikutnya diperkirakan terjadi pada 2042.

Meskipun tidak ada ledakan yang diprediksi untuk tahun ini, Lunsford menyebut Hujan Meteor Lyrid kali ini masih layak untuk diburu karena penampilannya berupa bola api sebagian, meteor ekstra terang di langit.

Sejarah Lyrid

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), Lyrid pertama kali tercatat pada 687 SM. Hal itu membuatnya jadi salah satu hujan meteor tertua yang tercatat.

"Ketika orang pertama kali menyadarinya, sekitar 2.700 tahun yang lalu, mereka hanya menyadarinya karena mereka melihat sesuatu jatuh di langit. Tetapi pada saat itu, mereka tidak mengerti apa sebenarnya meteor itu - butuh waktu lebih lama," kata Peter Vereš, astronom di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian.

"Hanya di abad ke-19 ketika kita paham bahwa mereka (meteor-meteor) benar-benar datang dari luar angkasa."

Setiap hujan meteor memiliki komet induk dari mana datang puing-puing yang membentuk hujan. Komet Lyrid diberi nama C/1861 G1 Thatcher, yang baru setengah jalan dari orbit 415 tahunnya.

Komet itu jauh dari Bumi, tetapi para ahli menemukan jejak puing-puingnya setiap tahun.

Karena gangguan planet, gangguan pada orbit planet, Lunsford menyebut gumpalan puing yang lebih padat terjadi setiap 60 tahun yang disebabkan oleh kedekatan komet ini dengan Jupiter dan Saturnus. Ledakan ini pertama kali tercatat lebih dari 2.700 tahun yang lalu.

Cara menikmati hujan meteor di halaman berikutnya...

Cara Melihat Hujan Meteor Lyrids


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :