Heatwave, Cara Bumi Ingatkan Iklim Sedang Tak Baik-baik Saja

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mei 2023 06:39 WIB
Heatwave atau pun peningkatan cuaca harian tak bisa dipisahkan dari krisis iklim global. Kehidupan masa depan Bumi terancam?
Ilustrasi. Sebanyak 13 orang meninggal dunia di India akibat heatwave yang melanda negara tersebut. (REUTERS/AKHTAR SOOMRO)

Selain terhadap manusia, perubahan iklim, termasuk efeknya berupa heatwave, pun berdampak kepada aneka ragam binatang dan tanaman di Bumi.

LSM World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat paling tidak ada 10 hewan yang paling terdampak dari perubahan iklim: 1) beruang kutub. 2) leopard salju. 3) panda. 4) harimau. 5) kupu-kupu raja. 6) gajah afrika. 7) gorila pegunungan. 8) gajah afrika. 9) cheetah. 10) penyu hijau.

Justin Eastwood dan Anne Peters dari Monash University dalam tulisannya di The Conversation mengungkap contoh dampak heatwave pada salah satu spesies, yakni burung peri bermahkota ungu, spesies burung kicau yang tergolong langka di utara Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mereka, paparan terhadap panas dan kondisi kering bisa merusak DNA bayi burung dalam dalam beberapa hari pertama kehidupannya. Hal ini bisa berarti membuat mereka menua lebih awal, mati lebih muda, atau menghasilkan lebih sedikit keturunan.

"Kecuali jika mereka dapat beradaptasi dengan cepat terhadap pemanasan iklim, populasinya akan kesulitan bertahan hidup karena peningkatan temperatur global," kata keduanya.

Bayi burung di dalam sarang sangat sensitif terhadap suhu panas karena tak berpindah tempat, pertumbuhan yang cepat, dan fisiologi yang belum matang. Konsekuensi dari tekanan panas berpotensi meningkat pada burung muda karena kerusakan dapat bertahan hingga dewasa.

Efek pada tanaman

Mengutip CNN, ada beberapa tanaman dan lanskap yang terancam karena heatwave dan suhu panas. Beberapa di antaranya: pohon baobab di Madagaskar, terumbu karang, salju di Pegunungan Alpen, dan pulau-pulau kecil di Pasifik.

Banyak penduduk di pulau-pulau kecil Pasifik misalnya yang terpaksa mengungsi terpaksa meninggalkan rumah karena pulau yang berpotensi tenggelam.

"Kita sedang melihat kehidupan laut tidak lagi ada, pemutihan karang, peningkatan air laut yang mencapai permukaan, dan sungai yang kering," kata Itinterunga Rae Bainenti dari Kiribati Climate Action Network.

infog wilayah paling beresiko terdampak heatwaveInfografis wilayah paling beresiko terdampak heatwave. (CNN Indonesia/ Agder Maulana)

Prediksi di Masa Depan

Dalam artikel di jurnal Nature Reviews, sejumlah pakar dari berbagai universitas dari Massachusetts Institute of Technology dan ETH Zurich membuat prediksi dan proyeksi heatwave di masa depan.

"Frekuensi hari heatwave -jumlah hari per tahun ketika temperatur maksimum harian melampaui persentil ke-90 periode sejarah - juga diperkirakan akan meningkat," menurut para pakar.

"Perubahan terbesar tingkat regional terlihat jelas di region tropis global, dengan perubahan yang kecil terjadi di daerah dengan ketinggian menengah hingga tinggi."

Para pakar menyebut "peningkatan yang sangat kuat diperkirakan terjadi di kawasan padat penduduk di Asia Tenggara." Dengan skenario emisi tinggi, tahun-tahun di akhir abad ini diperkirakan akan mencapai suhu yang dianggap sebagai gelombang panas.

Mereka juga menulis kemungkinan heatwave yang mampu memecahkan rekor juga meningkat dengan cepat. Contohnya sudah terlihat di kasus 2021 di Pasifik Barat Laut di Amerika Utara dan heatwave 2022 di Inggris.

Beberapa wilayah yang mengalami heatwave ekstrem antara lain India dan Pakistan, wilayah di Teluk Persia, Teluk Arab, Laut Merah dan di timur China. "Region ini menunjukkan temperatur hingga 32 derajat celsius, yang sudah termasuk berbahaya bagi kesehatan manusia,"

"Area yang paling berisiko dari gelombang panas yang sangat lembab ini adalah yang padat lembah pertanian berpenduduk di lembah sungai Gangga dan Indus, atau bagian selatan Asia secara lebih luas, karena kerentanan akut dan meningkatnya kejadian kondisi tersebut," tulis mereka.

Kondisi di Indonesia di halaman berikutnya...

Bagaimana dengan Indonesia?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER