Dari luar ke dalam, lapisan spora meliputi eksosporium, mantel, membran luar (OM), korteks, dinding sel kuman, membran internal (IM), dan inti.
Untuk lebih jelasnya, berikut peran masing-masing lapisan spora yang membuatnya bisa bertahan dari banyak gangguan.
Tak semua spesies dengan spora punya eksosporium terluar. Namun, dalam spora B. anthracis, eksosporium dapat bertindak sebagai penghalang permeabilitas (prinsipnya membuat spora tak tembus cairan).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini membatasi akses antibodi terhadap antigen yang ada dalam lapisan spora.
Mantel spora mengandung sebagian besar protein spora total dan bertindak sebagai penghalang permeabilitas yang membatasi akses molekul besar seperti enzim ke target sensitif potensial di lapisan dalam spora.
Efeknya, mantel spora bisa melindungi bagian dalam dari enzim seperti lisozim yang menurunkan peptidoglikan (PG), "dan dengan demikian untuk perlindungan spora terhadap pemangsaan oleh bakteriovora."
Mantel juga penting dalam perlindungan spora terhadap berbagai bahan kimia biosidal. Mekanismenya, bereaksi dengan mendetoksifikasi bahan kimia tersebut sebelum mencapai target yang lebih penting.
Lapisan ini juga mengandung beberapa enzim yang dapat mendetoksifikasi bahan kimia biosidal potensial seperti peroksida.
Pada spora beberapa spesies, mantelnya kemungkinan mengandung pigmen yang menyerap kuat UV, dan ada bukti sugestif bahwa pigmen tersebut dapat memainkan peran penting dalam resistensi spora terhadap UV.
Sejauh ini, Setlow menyebut peran lapisan ini terhadap ketahanan spora tidak sepenuhnya jelas. OM juga dapat mengandung pigmen, umumnya karotenoid yang mungkin berperan dalam resistensi terhadap UV.
Meski tak begitu diketahui perannya, OM punya basis dua lapisan yang penting, yakni korteks spora dan dinding sel kuman yang lebih tipis.
Setlow menyebut kedua lapisan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup spora, terutama korteks yang tidak diragukan lagi sangat penting untuk beberapa sifat baru inti.
Membran bagian dalam spora memiliki beberapa sifat penting untuk daya tahan keseluruhan.
Di antaranya, lipid dalam IM sebagian besar tidak bergerak, viskositas (kelekatan) yang jauh lebih tinggi daripada membran plasma spora yang berkecambah, permeabilitas pasif terhadap molekul kecil sangatlah rendah, bahkan tak meloloskan molekul air.
Inti pusat punya fitur baru yang tampaknya memainkan banyak peran dalam resistensi spora.
(i) kandungan air inti yang rendah (25 sampai 55 persen dari berat basah), ini penting dalam ketahanan panas spora basah;
Lihat Juga : |
(ii) asam piridin-2,6-dikarboksilat tingkat tinggi (asam dipikolinat [DPA]). Ini penting buat resistensi spora terhadap beberapa DNA agen perusak dan dalam mempertahankan dormansi spora;
(iii) kelompok protein baru tingkat tinggi, protein spora kecil yang larut dalam asam (SASP) tipe α/β. Efeknya adalah menjenuhkan DNA spora dan melindunginya dari kerusakan karena banyak bahan kimia genotoksik, pengeringan, panas kering dan basah, dan radiasi UV dan Gamma.
(can/arh)