Disinggung Sri Mulyani, Kepala BRIN Buka Alat Riset Berharga Selangit

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 19:10 WIB
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri usai meresmikan Animalium, Cibinong, Rabu (5/7). (brin.go.id)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara soal alat riset mahal yang sempat disinggung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Ia mencontohkan beberapa alat riset yang mahal di antaranya Cryo-Electron Microscopy (Cryo-EM) untuk melihat struktur protein secara real-time dan fasilitas animal bio safety level 3 (BSL-3) untuk macaca -> untuk pengujian (obat, vaksin) uji pra-klinis fase 2.

"Harga persis setiap alat sangat banyak informasinya, karena itu merupakan satu sistem besar yang terdiri dari banyak sekali modul alat yang terpisah-pisah," kata Handoko kepada CNNIndonesia.com, Jumat (7/7).

Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com di berbagai situs ilmiah, harga kedua item itu memang tak tanggung-tanggung.

Cryo-EM, berdasarkan Science.org, dibanderol sekitar US$7 juta atau Rp106,19 miliar. Itu belum termasuk biaya operasional hariannya yang juga menyedot anggaran.

Sementara, pembangunan lab dengan tingkat keamanan level 3 (BSL-3), berdasarkan contoh pengadaan barang di salah satu lembaga pemerintah di AS, menyedot anggaran US$1,5 million atau sekitar Rp22,75 miliar.

Sebelumnya, Sri Mulyani, yang juga menjabat Wakil Dewan Pengarah BRIN, mengungkapkan keluhan Handoko soal mahalnya alat-alat riset.

"Tadi Pak Handoko menyampaikan bahwa ada peralatan yang mahal. Tidak ada masalah mahal atau enggak mahal, butuhnya berapa, dan yang paling penting bisa digunakan oleh para peneliti, dan operasional dari penelitian," ucap Sri, yang akrab dipanggil Ani itu, di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, Rabu (5/7).

"Kita akan terus memantau kebutuhan dari mulai pembangunan lab dan peralatanya," sambung dia.

BRIN, kata Ani, sebenarnya memiliki sejumlah sumber pendanaan riset.

Pertama, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar Rp6,669 triliun. Angka ini termasuk untuk kegiatan riset dan pembayaran gaji untuk para periset dan pegawai manajemen.

Untuk tahun depan, Menkeu mengakui pagu indikatif BRIN menurun di angka Rp5,9 triliun.

Namun, Sri menyebut BRIN masih memiliki sumber dana kedua senilai sekitar setengah triliun Rupiah dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) jika membutuhkannya untuk pendanaan penelitian.

(arh/can/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK