Apa itu Project S TikTok yang Diklaim Menkop Teten Ancam UMKM Lokal?

CNN Indonesia
Kamis, 13 Jul 2023 19:40 WIB
Menkop UKM Teten Masduki mengklaim Project S TikTok berpotensi jadi ancaman terhadap UMKM lokal. Makhluk macam apa itu?
Ilustrasi. TikTok diklaim punya Project S buat membaca konsumen RI. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

TikTok diklaim memiliki punya Project S yang bisa membaca kebiasaan konsumen RI. Hal itu pun dipandang sebagai ancaman buat produk dalam negeri.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai Project S berpotensi mengancam usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal.

Ia mengatakan 21 juta UMKM lokal sudah bergabung di marketplace. Namun, sebagian besar barang yang dijual itu adalah hasil impor. Ini disebut terkait dengan perangkat teknologi TikTok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teten menyebut algoritma TikTok dapat membaca kebiasaan penggunanya, sehingga dapat menjadi data yang digunakan untuk menggambarkan ketertarikan konsumen di Indonesia.

"Sehingga dia bisa memberikan informasi kepada produsen UMKM di China yang mau masuk ke Indonesia, sehingga ini suatu ancaman. Karena itu ancaman bagi UMKM.

"Kita sudah perdagangan bebas, tapi saya kira setiap negara juga perlu melindungi UMKM, jangan sampai kalah bersaing," katanya usai menghadiri acara pembekalan antikorupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (11/7).

Dikutip dari artikel Financial Times, Project S merupakan upaya TikTok untuk mulai menjual produknya sendiri.

Menurut enam orang yang mengetahui bahasan ini, ByteDance sedang membangun unit ritel online untuk berkompetisi dengan kelompok-kelompok seperti merek fast-fashion Shein dan aplikasi Temu, sebuah situs yang menjual produk murah.

Project S disebut dipimpin oleh Bob Kang, kepala e-commerce ByteDance, yang baru-baru ini melakukan perjalanan dari Shanghai untuk mengkoordinasikan langkah-langkah untuk eksekusi program tersebut di kantor TikTok di London.

Program ini dilaporkan bekerja dengan memanfaatkan pengetahuan TikTok tentang barang-barang yang menjadi viral di aplikasi. Hal tersebut memungkinkan ByteDance untuk mendapatkan atau membuat barang-barang itu sendiri.

TikTok kemudian mempromosikan produk buatannya secara besar-besaran dan mengalahkan penjual lain di TikTok.

Perusahaan asal China itu menggunakan jaringan pemasok untuk memproduksi barang-barang untuk penawaran produk yang dimuat dalam fitur Trendy Beat.

Produk-produk di Trendy Beat ini belakangan dilaporkan terlihat oleh sejumlah pengguna TikTok di Inggris. Dalam kolom ini pengguna ditawarkan barang yang telah terbukti populer di video, seperti alat untuk mengeluarkan kotoran telinga atau membersihkan bulu hewan peliharaan dari pakaian.

Semua barang yang diiklankan dikirim dari Cina, dijual oleh perusahaan yang terdaftar di Singapura yang dimiliki oleh perusahaan induk TikTok yang berbasis di Beijing, ByteDance.

Meski tidak secara gamblang menyebut Project S dan fitur Trendy Beat, TikTok mengakui pihaknya tengah mengembangkan fitur terbaru untuk meningkatkan pengalaman belanja penggunanya.

"Kami selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan pengalaman komunitas kami, dan kami sedang dalam tahap awal bereksperimen dengan fitur-fitur belanja baru," kata perusahaan itu.

(lom/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER