COP28 DUBAI

Siti Nurbaya Ungkap Progres Aksi Iklim Indonesia Jelang COP28

CNN Indonesia
Kamis, 30 Nov 2023 10:16 WIB
Sejauh mana capaian Indonesia dalam mengatasi krisis iklim? Simak penjelasannya di sini.
Ilustrasi. Pemerintah mengklaim telah melakukan sejumlah hal untuk menangani masalah iklim. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

"Indonesia juga telah berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan serta penurunan deforestasi sangat rendah sebesar 104 ribu hektare tahun 2022," imbuhnya.

Siti menambahkan Indonesia telah meluncurkan program pendanaan iklim Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mewujudkan target ambisius transisi energi di Indonesia. JETP dioptimalkan sebagai salah satu jembatan Indonesia dalam mendorong transisi energi sesuai dengan komitmen yang sudah tertuang dalam target ENDC.

Selain itu, hal ini sebagai upaya Indonesia mencapai net zero emission di 2060 atau lebih cepat. Fakta lapangan juga menunjukkan Indonesia telah melakukan implementasi PLTS secara luas di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 Mega Watt Peak (MWp) dan akan mencapai 500 MWp.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada pertemuan APEC telah dilaksanakan kerjasama internasional untuk hal ini. Selain itu juga Indonesia menyiapkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.

Siti juga mengatakan bahwa implementasi FOLU Net Sink 2030 sudah berjalan dengan basis pengurangan emisi dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan atau Reducing Emission from Deforestation and forest Degradation (REDD+). Menurutnya pemerintah Indonesia telah mendapatkan pengakuan global atas keberhasilannya dalam mengurangi emisi GRK dari REDD+, antara lain dari Green Climate Fund, Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF), dan pembayaran kontribusi oleh Pemerintah Norwegia.

"Pencapaian ini menunjukkan respon Indonesia yang dinilai cukup mengesankan terhadap ancaman perubahan iklim, sekaligus menjadi wujud meningkatnya kepercayaan dalam negeri dan dunia internasional. Pada saat ini komitmen pembayaran Result-Based Payment (RBP) telah mencapai 339 Juta USD yang berasal dari GCF, World Bank dan Norwegia," tuturnya.

Ia menyampaikan bahwa Presiden Norwegia akan melaporkan kontribusi serta mendeklarasikan komitmen kontribusi baru pada kesempatan bilateral dengan Presiden Jokowi di sela-sela agenda COP28. Dengan demikian pembayaran kontribusi Norwegia dalam RBP ini akan mencapai 156 Juta USD (sebagai kontribusi I dan II).

Dana RBP ini diatur dan disampaikan kepada daerah-daerah sebagai imbalan prestasi kerja daerah dalam aksi iklim. Tercatat seluruh provinsi di Indonesia akan menerima dana RBP dan saat ini terbesar diterima oleh Kalimantan Timur sebesar 110 juta USD serta akan menyusul nanti Jambi yang akan menerima dana sekitar 70 Juta USD.

Indonesia, kata Siti, juga termasuk negara yang siap dengan instrumen pengelolaan karbon, di antaranya dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional. Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) selanjutnya diatur melalui Peraturan Menteri LHK Nomor P.21 Tahun 2022 tentang Tata Laksana Penerapan NEK.

Selain itu, telah terbit pula peraturan pendukung lain pada beberapa peraturan di masing-masing sektor seperti Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penyelenggaraan NEK Sub Sektor Pembangkit Tenaga Listrik, Peraturan Menteri LHK Nomor 7 Tahun 2023 tentang Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan hingga Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon, yang telah diluncurkan Jokowi pada 26 September 2023.

"Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa Indonesia harus menjadi leader dalam kerja sama internasional. Terkait hutan, Indonesia sudah merintis pada COP 26 UNFCCC di Glasgow dengan FOLU Net Sink 2030 yang sekarang menjadi referensi internasional bagi pengelolaan hutan," kata Siti.

"Dalam memperkuat peran Indonesia sebagai leader untuk Forest Climate, Indonesia telah menginisiasi kerja sama penguatan peran hutan antara RI-Brasil-Republik Demokratik Kongo/RDK (Trilateral IBC). Semangat IBC juga telah diperluas dan diperkenalkan pada pertemuan Archipelagic and Island States (AIS) di Bali, untuk selanjutnya dikembangkan dengan negara AIS antara lain Filipina, Suriname, dan lainnya," pungkas dia.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER