Catatan lain tentang Yesus muncul dalam Annals of Imperial Rome, sejarah abad pertama Kekaisaran Romawi yang ditulis sekitar tahun 116 Masehi oleh senator dan sejarawan Romawi Tacitus.
Dalam catatannya tentang pembakaran kota Roma pada tahun 64 M, Tacitus mengungkap Kaisar Nero secara keliru menyalahkan "orang-orang yang biasa disebut orang Kristen, yang dibenci karena kebesaran mereka."
"Christus, nama pendiri tersebut, dihukum mati oleh Pontius Pilatus, prokurator Yudea pada masa pemerintahan Tiberius."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ehrman mengatakan, sebagai seorang sejarawan Romawi, Tacitus tidak memiliki bias Kristen dalam diskusinya mengenai penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh Nero.
"Hampir semua yang dikatakannya sama persis - dari sudut pandang yang sama sekali berbeda, dari seorang penulis Romawi yang meremehkan orang Kristen dan takhayul mereka - dengan apa yang dikatakan oleh Perjanjian Baru itu sendiri," ujar dia.
Bahwa, katanya, "Yesus dieksekusi oleh gubernur Yudea, Pontius Pilatus, atas kejahatan terhadap negara, dan sebuah gerakan religius dari para pengikutnya bermunculan setelah kematiannya."
Myktiuk mengatakan Tacitus, jika menganggap informasi itu tidak sepenuhnya dapat diandalkan, biasanya menulis beberapa indikasi tentang hal itu untuk para pembacanya. Namun, dia menjamin nilai historis dari bagian tersebut.
"Tidak ada indikasi potensi kesalahan seperti itu dalam bagian yang menyebutkan Christus," ujarnya.
Tak lama sebelum Tacitus menulis catatannya tentang Yesus, gubernur Romawi Pliny the Younger menulis kepada Kaisar Trajan bahwa orang-orang Kristen mula-mula "menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Kristus seperti kepada dewa."
Beberapa ahli juga percaya bahwa sejarawan Romawi, Suetonius, merujuk kepada Yesus dengan mencatat bahwa Kaisar Claudius telah mengusir orang-orang Yahudi dari Roma yang "terus menerus membuat kekacauan atas hasutan Chrestus."
Ehrman mengatakan bahwa kumpulan cuplikan dari sumber-sumber non-Kristen ini mungkin tidak memberikan banyak informasi tentang kehidupan Yesus.
"Tetapi berguna untuk menyadari bahwa Yesus dikenal oleh para sejarawan yang memiliki alasan untuk mencari tahu tentang hal tersebut. Tidak ada yang mengira bahwa dia hanya rekaan."
Berabad-abad sebelum kemunculan Islam, beberapa suku di Arab kuno diduga menganut agama Kristen.
Kedatangan agama Kristen di jazirah ini diketahui melalui sumber-sumber literatur yang ditulis oleh orang luar, seperti ahli Alkitab dan penerjemah terkenal St. Jerome.
Ahmad Al-Jallad, profesor bahasa Arab di Ohio State University, dalam tulisannya di Biblical Archaeology Review, mengugkap ratusan prasasti kuno yang dicatat oleh para pengembara yang menjelajahi wilayah ini hampir dua ribu tahun lalu.
Salah satunya mendokumentasikan masuknya agama Kristen di Arab. Kemungkinan berasal dari abad keempat, prasasti ini menyebut nama Yesus-dengan nama yang sama dengan nama Yesus yang ada di dalam Al-Quran; Isa.
Lihat Juga : |
Al-Jallad mengungkap itu ada pada prasasti Yesus dari Wadi al-Khudari. Peninggalan ini merupakan prasasti peringatan, yang berarti memperingati orang yang sudah meninggal.
Prasasti ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, prasasti ini memberikan nama dan silsilah si pembuat prasasti (Wahb-El).
Kedua, menambahkan peringatan tentang pamannya yang telah meninggal, dan akhirnya diakhiri dengan sebuah doa religius yang unik; Isa, yang sesuai dengan nama yang diberikan kepada Yesus dalam Al-Quran: "Wahai Isa, tolonglah dia terhadap orang-orang yang mendustakanmu."
Tidak diragukan lagi, kata Al-Jallad, penulisnya adalah seorang Kristen.
(dmi/arh)