Manusia Rp2.300 Triliun Peringatkan Bahaya AI Buat Pekerja

CNN Indonesia
Senin, 04 Agu 2025 12:45 WIB
CEO NVIDIA Jensen Huang mewanti-wanti bakal banyak pekerjaan yang hilang jika industri kekurangan inovasi di tengah perkembangan AI. (Foto: Mandel Ngan / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

CEO NVIDIA Jensen Huang mewanti-wanti bakal banyak pekerjaan yang hilang jika industri kekurangan inovasi di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mendongkrak produktivitas.

"Jika dunia kehabisan ide, maka peningkatan produktivitas berarti kehilangan pekerjaan," kata Huang dalam sebuah wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN pada 11 Juli lalu.

Pernyataan tersebut muncul ketika Huang ditanya tentang komentar yang dibuat oleh Kepala Anthropic Dario Amodei, yang menyatakan bahwa AI akan menyebabkan gangguan lapangan kerja secara massal.

Amodei sebelumnya memperingatkan bahwa teknologi AI dapat menyebabkan lonjakan pengangguran yang dramatis dalam waktu dekat. Dia mengatakan kepada Axios bahwa AI dapat menghilangkan setengah dari pekerjaan kerah putih tingkat pemula dan meningkatkan pengangguran hingga 20 persen dalam lima tahun ke depan.

Huang, yang memiliki harta kekayaan hingga Rp2.300 triliun itu, yakin selama perusahaan-perusahaan memunculkan ide-ide baru, maka akan ada ruang bagi produktivitas dan lapangan kerja untuk berkembang.

Sebaliknya, tanpa ambisi baru, ia menyebut "produktivitas akan menurun," yang berpotensi menghasilkan lebih sedikit pekerjaan.

"Hal yang mendasar adalah ini, apakah kita memiliki lebih banyak ide yang tersisa di masyarakat? Dan jika ya, jika kita lebih produktif, kita akan dapat tumbuh," katanya.

Peningkatan investasi AI, yang memicu ledakan teknologi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, telah menimbulkan kekhawatiran tentang apakah teknologi tersebut akan mengancam pekerjaan di masa depan.

Menurut survei tahun 2024 dari perusahaan kepegawaian Adecco Group, sekitar 41 persen kepala eksekutif mengatakan AI akan mengurangi jumlah pekerja di ribuan perusahaan dalam lima tahun ke depan.

Kemudian, sebuah survei yang dirilis pada bulan Januari dari World Economic Forum menunjukkan bahwa 41 persen perusahaan berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerja mereka pada tahun 2030 karena otomatisasi AI.

"Semua pekerjaan akan terpengaruh. Beberapa pekerjaan akan hilang. Banyak pekerjaan akan tercipta dan yang saya harapkan adalah peningkatan produktivitas yang kita lihat di semua industri akan mengangkat masyarakat," kata Huang.

Lebih lanjut, AI juga disebut akan mengubah cara kerja. Menurut survei tahun 2024 yang dilakukan oleh Duke University dan Federal Reserve Banks of Atlanta dan Richmond, lebih dari separuh perusahaan besar di AS mengatakan mereka berencana untuk mengotomatiskan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan, seperti membayar pemasok atau membuat faktur.

Huang bahkan mengatakan bahwa pekerjaannya pun telah berubah akibat revolusi AI, "tetapi saya masih melakukan pekerjaan saya."

Beberapa perusahaan juga menggunakan alat bantu AI, seperti ChatGPT dan chatbot, untuk tugas-tugas kreatif termasuk menyusun posting pekerjaan, siaran pers, dan membangun kampanye pemasaran.

"AI adalah penyeimbang teknologi terhebat yang pernah kami lihat," kata Huang.

"AI mengangkat orang-orang yang tidak mengerti teknologi," pungkasnya.

(lom/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK