Pakar ITB Kembangkan Robot untuk Penanganan Medis, Kapan Bisa Dipakai?

CNN Indonesia
Kamis, 14 Agu 2025 17:30 WIB
Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB Vani Virdyawan saat menyampaikan orasi ilmiah tentang pengembangan soft robotics. (Foto: CNN Indonesia/Caesar)
Bandung, CNN Indonesia --

ITB tengah melakukan sejumlah riset dan pengembangan robot medis bronskrop. Bronskop merupakan sebuah soft robotics yang dibuat untuk penanganan medis.

Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB Vani Virdyawan mengatakan bronskop dibuat untuk membantu penanganan medis. Ia merupakan robot yang penggunaan nantinya akan dimasukan ke dalam tubuh manusia.

"[Kegunaannya] bisa beberapa macam ya, bisa ngambil sampel, misalnya untuk ngambil sampel atau kemudian untuk potong juga mungkin bisa. [Sama dengan] yang dimasukan ke lambung endoskopi. Jadi mirip sebetulnya," ujar Vani saat menjadi pembicara dalam orasi ilmiah pada PMB ITB, di Sabuga, Bandung, Kamis (14/8).

Vani menuturkan, saat ini ia dan tim dari ITB masih terus melakukan perbaikan-perbaikan serta penelitian lebih lanjut robot bronscop tersebut. Ia mengungkap, robot itu kemungkinan paling singkat akan dapat digunakan sekitar 10 tahun mendatang.

"Mungkin bisa 10 tahun lagi atau 15 tahun lagi. Jadi masih cukup lama. Masih jauh, karena kan untuk apabila kita ingin mengembangkan untuk teknologi kesehatan, itu kan kadang-kadang prosesnya juga panjang. Jadi tidak hanya kita mengembangkan sistem, tapi nanti juga akan ada uji klinis dan lain sebagainya," kata dia.

Selain bronskop, soft robotics lainnya yang juga tengah dikembangkan yakni tangan bionik. Tangan bionik tersebut nantinya dapat digunakan untuk mereka yang mengalami amputasi.

"Tangan bionik itu sebenarnya untuk kalau misalnya ada orang yang diamputasi tangan ya, kan perlu mengganti tangan ya biar bisa berkegiatan sehari-hari," terang dia.

"Kalau yang tangan itu, kita sudah punya prototype-nya, kita sudah punya prototype-nya, sudah punya yang dibikin lah. Memang beberapa sistem-sistemnya masih belum dikembangkan. Mungkin kita akan coba kerjasama, kolaborasi juga dengan misalnya prodi-prodi lain, misalnya dari state dan lain sebagainya, supaya bisa dikendalikan misalnya dengan sinyal-sinyal dari suatu sinyal gitu lah ya, biar kita ketika dia menutup atau membuka dan lain sebagainya," katanya.

(csr/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK