Geger Macan Tutul Masuk Balai Desa Kuningan, Ahli Bongkar Pemicunya
Kemunculan seekor macan tutul membuat geger warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Meleber, Kuningan, Jawa Barat. Warga terkejut menemukan macan tutul di dalam balai desa.
Kepala Desa Kutamandarakan, Ihak Sunardi, mengatakan ini adalah kejadian pertama hewan buas masuk ke pemukiman di kampungnya. Padahal, menurut dia desanya cukup jauh dari kawasan hutan.
Macan tutul itu kini telah dievakuasi dan akan dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Kepala BBKSDA Jabar Agus Arianto mengatakan satwa tersebut kini dalam tahap rehabilitasi. Saat ini macan tersebut tengah diobservasi.
"Jadi saat ini sudah ditangani bersama pihak pemda, kepolisian di sana dan mitra konservasi lainnya. Sudah kita selamatkan macan tutulnya kemudian nanti kita rehab sementara waktu, kita cek dan observasi sambil menunggu rencana pelepasliaran di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, sambil dilakukan kajian habitatnya untuk sementara satwa kita tangani lebih dulu," ucap Agus, Rabu (27/8), mengutip Detik.
Lantas, kenapa macan tutul bisa muncul di daerah pemukiman manusia?
Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hendra Gunawan menyebut macan tutul yang masuk pemukiman di Desa Kutamandarakan terjadi karena hewan ini tersesat saat mencari teritori baru.
"Jika tujuan penjelajahan macan tutul tersebut untuk mencari makan, maka macan tutul itu tentu sudah langsung menuju ke kendang ternak (kambing atau ayam), bukan memasuki balai desa," kata Hendra saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (28/8).
"Dengan demikian, kejadian macan tutul terkurung di balai desa, kemungkinan karena macan tutul tersebut tersesat dalam penjelajahan mencari teritori baru," ujarnya menambahkan.
Menurut dia macan tutul bisa tersesat ketika memasuki wilayah yang bukan habitatnya dan belum ada tanda-tanda yang dibuat atau tak ada referensi visual yang dikenalinya.
Lihat Juga :HARI HARIMAU INTERNASIONAL Apakah Harimau Jawa Masih Ada? |
Perilaku macan tutul
Hendra menjelaskan penjelajahan harian merupakan perilaku dan kebutuhan dasar macan tutul. Hal tersebut dilakukan untuk mencari makan, menemukan pasangan kawin dan menandai wilayah atau teritorinya.
Teritori ini biasanya merupakan areal privat untuk kawin.Macan tutul biasa menandai wilayah teritorinya dengan cara menyemprotkan urin (kencing) di batang pohon, membuang feses di tengah jalan yang mudah terlihat oleh satwa lain, atau membuat cakaran di pohon.
Selain itu, macan tutul juga menjelajah untuk mencari habitat dan teritori baru, karena di habitat yang lama sudah dikuasai oleh individu-individu jantan dewasa yang sudah ada terlebih dahulu.
Pencarian teritori baru biasanya dilakukan oleh macan tutul jantan muda yang sudah disapih oleh induknya. Macan tutul jantan muda ini, ketika tidak dapat merebut teritori dari jantan lain di habitatnya, maka ia harus keluar dari habitatnya untuk mencari wilayah baru.
"Apabila individu jantan tua yang kalah dalam perebutan itu, maka yang keluar atau terusir adalah individu jantan tua. Oleh karena itu, kebanyakan macan tutul jantan yang keluar dari habitatnya umumnya adalah jantan muda yang baru disapih induknya atau jantan tua yang sudah lemah," terangnya.
Ia menjelaskan bahwa macan tutul jantan yang masuk ke pemukiman, baik muda ataupun tua, biasanya hanya untuk melintas atau menyeberang menuju hutan di dekatnya.
Fragmentasi habitat di halaman berikutnya...