Mengenal Apa Itu Siklon Tropis dan Mengapa Makin Sering Terjadi?

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2025 08:30 WIB
Selain deforestasi, Siklon Tropis Senyar disebut-sebut sebagai pemicu bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Apa sebenarnya siklon tropis?
Warga mencari benda berharga di desa yang luluh lantak di Desa Lubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Aceh, Selasa (9/12). (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)

Meski secara umum jarang dilalui siklon tropis, cuaca di wilayah Indonesia ternyata turut dipengaruhi oleh keadaan siklon tropis. Siklon tropis yang berada dekat dengan wilayah Indonesia memberikan dampak tidak langsung berupa cuaca buruk, antara lain hujan ekstrem, peningkatan kecepatan angin pemrukaan, dan gelombang tinggi.

Hal ini dikarenakan siklon tropis memicu faktor skala sinoptik di wilayah sekitarnya yang dapat membentuk daerah konvergen maupun menginduksi peningkatan kecepatan angin di darat maupun di laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani juga mengungkap bahwa saat ini Indonesia tak benar-benar aman dari bahaya siklon tropis.

"Dengan seiring terus menghangatnya perairan Indonesia yang tadi menyuburkan tekanan rendah yang menjadi pemicu adanya bibit siklon, maupun siklon, maupun pola tekanan rendah, ini tentunya kita harus waspada bahwa tidak bisa lagi, artinya memandang bahwa Indonesia akan aman dari lintasan siklon," ujar Andri.

Andri menyebut kehadiran Siklon Tropis Senyar di wilayah Indonesia adalah kejadian langka. Secara teori, katanya, Indonesia adalah wilayah yang tidak akan dilintasi siklon tropis, karena berada di wilayah ekuator.

Namun, ia menyebut catatan lima tahun terakhir tidak menunjukkan demikian. Menurutnya, banyak siklon tropis yang mulai mendekat ke wilayah Indonesia.

"Sebagai contoh pada 2021 dengan siklon Seroja, itu benar-benar masuk ke wilayah daratan. Kemudian juga ada siklon tropis Cempaka di selatan Yogyakarta. Lalu juga Dahlia," tuturnya.

Pada awal Oktober lalu, mantan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap bahwa suhu air laut perairan Indonesia yang semakin hangat memicu cuaca ekstrem menjadi lebih parah.

Ia menjelasakan, suhu muka air yang hangat akan membuat penguapan menjadi lebih cepat. Akselerasi siklus hidrologi ini membuat awan-awan yang terbentuk semakin masif dan cepat.

Tidak hanya mempercepat siklus hidrologi, permukaan air yang hangat akan menyebabkan kesenjangan suhu dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

"Jadi perbedaan suhu muka air laut antara Samudera Hindia dengan kepulauan Indonesia, maka terjadilah aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ke Indonesia," kata Dwikorita dalam acara Insight with Desi Anwar di CNN Indonesia, Minggu (5/10).

"Demikian juga, dari Samudera Pasifik ke Indonesia," tambahnya.

Massa udara basah ini dari kedua samudera ini, kata Dwikorita, akan semakin menguatkan proses pembentukan awan-awan di wilayah Indonesia.

Ketika wilayah perairan Indonesia semakin hangat, proses pembentukan awan juga semakin masif. Kondisi cuaca ekstrem ini juga bisa diperparah oleh fenomena regional seperti Madden-Julian Oscillation.

"Belum lagi kalau secara regional, ada Madden-Julian Oscillation yaitu pergerakkan arak-arakan awan hujan sepanjang khatulistiwa melintasi Samudera Hindia dari sebelah timur Afrika," terangnya.

(wpj/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER