Bibit Siklon Tropis 95S Aktif, Papua-Maluku Waspada Hujan Lebat

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2025 07:00 WIB
Ilustrasi. BMKG mewaspadai Bibit Siklon Tropis 95S di Laut Arafuru. Potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah timur Indonesia. (Foto: dok Earthdata NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewaspadai pergerakan Bibit Siklon Tropis 95S yang saat ini terpantau di sekitar wilayah Laut Arafuru, barat Papua Selatan.

BMKG, melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), memantau Bibit Siklon Tropis 95S yang mulai terdeteksi pada Senin, 15 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Sistem ini berada di posisi 9,5 derajat Lintang Selatan dan 134,6 derajat Bujur Timur atau di sekitar wilayah Laut Arafuru, barat Papua Selatan.

Kecepatan angin maksimum di sekitar pusat sistem mencapai 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam, dengan tekanan minimum sekitar 1006 hPa.

"Potensi Bibit Siklon Tropis 95S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan juga berada pada kategori rendah," demikian penjelasan BMKG, dalam unggahannya di Instagram, Senin (15/12).

Meski demikian, keberadaan sistem ini tetap memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di sejumlah wilayah Indonesia timur. Dampak cuaca yang diprakirakan antara lain hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Papua Selatan.

Sementara itu, wilayah Maluku Tenggara berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat meningkatkan risiko genangan maupun banjir lokal.

Selain hujan, Bibit Siklon Tropis 95S juga berpotensi memicu gelombang laut tinggi dengan ketinggian sekitar 1,25 hingga 2,5 meter atau kategori moderate sea.
Kondisi ini diperkirakan terjadi di perairan Laut Arafuru serta Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga masyarakat pesisir dan pengguna jasa pelayaran diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Selain itu, BMKG juga masih memonitor dua bibit siklon tropis, 92S dan 93S, serta Siklon Tropis Bakung yang aktif di sekitar perairan dekat Indonesia. Menurut BMKG sistem ini memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca ekstrem dan kondisi perairan di Indonesia dalam 24 jam ke depan.

BMKG mengatakan Siklon Tropis Bakung tumbuh dari Bibit Siklon Tropis 91S sejak 12 Desember pukul 19.00 WIB. Saat ini posisinya berada di sekitar 9,9 derajat LS 92,4 derajat BT sekitar Samudra Hindia sebelah Barat Daya Lampung. BMKG mengungkap kecepatan angin maksimum sekitar sistem mencapai 60 knot (110 km/jam) dan tekanan udara minimum 984 hPa.

BMKG memprediksi kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Bakung akan menurun intensitasnya dalam 24 jam ke depan, tapi masih dalam kategori 2 dengan pergerakan ke arah Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia.

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 93S mulai terbentuk pada 11 Desember 2025. Saat ini posisinya berada di 13.0 derajat LS 112,5 BT sekitar Samudra Hindia sebelah Selatan Jawa Timur dengan kecepatan angin maksimum sekitar mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum sekitar 1007 hPa.

"Potensi Bibit Siklon Tropis 93S memiliki peluang rendah untuk menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan," tutur BMKG.

Selanjutnya, Bibit Siklon Tropis 92S mulai terbentuk pada 10 Desember. BMKG menyebut saat ini sistem tersebut berada di 4,4 derajat LS 91,7 derajat BT sekitar Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum sekitar 1008 hPa.

BMKG memprediksi Bibit Siklon Tropis 92S berpeluang rendah untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan.

(wpj/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK