Rizal Ramli Sebut Revolusi Mental ala Jokowi Omong Kosong

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 15:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli  melihat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih terjadi di bawah kepemimpinan Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli melihat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih terjadi di bawah kepemimpinan Jokowi. ( CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menilai "revolusi mental" yang selalu dikampanyekan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya omong kosong belaka. Pasalnya, Rizal melihat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih terjadi di bawah kepemimpinan Jokowi.

"Katanya revolusi mental, kelakukannya (pejabat) tidak berubah, KKN jalan terus. Katanya revolusi mental main proyek masih, tarik keuntungan dengan cara-cara yang tidak benar masih,” ujar Rizal ketus di di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Selasa (15/9).

(Baca juga: Situs Revolusi Mental Mengapa Masih 'Mental'?)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini membuat Mantan Menteri Keuangan ini meradang sehingga terpaksa menggunakan cara-cara kontroversi yang disebutnya sebagai "Jurus Rajawali Ngepret".

Menurutnya, berbagai persoalan di Tanah Air sudah terlalu kompleks sehingga tidak lagi bisa diselesaikan dengan cara yang halus dan santun.

“Masalah kita terlalu ruwet, terlalu ribet. Itulah, kalau boleh saya jelaskan, kenapa kami menggunakan jurus ‘Rajawali Ngepret’,” kata Rizal menegaskan.  

Meskipun menjadi bagian dari pemerintah, Rizal tidak segan mengeluarkan jurus aneh tersebut untuk menyerang orang dalam pemerintahan.

Sebelumnya, Rizal tidak segan berdebat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri ESDM Sudirman Said soal proyek pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW).

Tak hanya itu, dia juga bersitegang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno soal rencana pembelian pesawat Airbus oleh PT Garuda Indonesia Tbk.

Menyusul kemudian perang urat syaraf dengan Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Richard Joost Lino soal kasus bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

“Elite kita ini sudah betul-betul merasa nyaman, nyaman dengan tidak berbuat apa-apa, nyaman hanya dengan menikmati jabatan, nyaman dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),” ujarnya.

Update:

Berita ini sudah mendapat tanggapan dari humas Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya dalam bentuk Hak Jawab, tertanggal Rabu (16/9). Dalam Hak Jawab itu, Humas Kemenko Bidang Maritim dan Sumber Daya menyatakan keberatan dan membantah berita ini.

Mereka menilai isi berita itu sangat tendesius, provokatif, dan menyesatkan. Bahkan terkesan mengadu domba antara Menko Maritim dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. 

Mereka menyatakan lebih lanjut, setelah mengecek kepada Menko Maritim dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli dalam rangkaian acara di Gedung LIPI, Jakarta, hari Selasa pagi, faktanya tidak pernah menyebut kata atau kalimat sebagaimana yang ditulis oleh CNN Indonesia, yang menimbulkan efek menyesatkan terhadap persepsi masyarakat, karena bertendensi mengadu domba Menko Maritim dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli dengan Presiden RI Joko Widodo.

Pada kesempatan berbeda, kami juga meminta tanggapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli, untuk mendengarkan langsung penuturannya. Kepada CNN Indonesia, Menko Rizal mengatakan tak perlu bertemu.

"Yang penting jangan terulang kembali.. spin yang sangat keterlaluan," kata Rizal kepada CNN Indonesia melalui pesan singkat, Rabu (16/9).

(ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER