Denpasar, CNN Indonesia -- Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk terus mematangkan rencana bisnis memanfaatkan Bandara Pondok Cabe di Tangerang Selatan sebagai basis operasi baru penerbangan yang dilayaninya. Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo berjanji, maskapainya akan mulai beroperasi dari bandara kecil tersebut mulai 2016 mendatang.
Mantan Chief Executive Officer (CEO) PT Citilink Indonesia itu menjelaskan, Pondok Cabe akan menjadi bandara penghubung menuju beberapa kota berjarak pendek di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan menggunakan pesawat ATR 72-600.
“Ada rute-rute pendek dengan waktu tempuh kurang dari dua jam yang belum terakomodir. Pondok Cabe akan kami manfaatkan untuk mengakomodir permintaan penerbangan tersebut,” kata Arif di sela pertemuan tahunan Asosiasi Maskapai Asia PAsifik (AAPA) ke-59 di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arif, Garuda akan menjalin kerjasama dengan PT Pertamina (Persero) dan anak usahanya PT Pelita Air Service (PAS) selaku operator bandara Pondok Cabe untuk merealisasikan rencana tersebut.
Garuda Indonesia sendiri saat ini memiliki 11 pesawat ATR jenis 72-600 dan akan mendatangkan lagi sembilan pesawat serupa yang siap dioperasikan pada tahun depan.
"Kami butuh waktu sekitar setahun (untuk persiapannya), mudah-mudahan di 2016," katanya.
Indonesia TimurTak hanya Pondok Cabe, Garuda menurutnya juga tengah membidik sejumlah bandara di wilayah Timur Indonesia untuk dijadikan
feeder line-nya. "Masih banyak di Indonesia timur, tapi saya tidak hapal jumlahnya," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal mendukung rencana manajemen untuk memanfaatkan bandara-bandara kecil sebagai feeder line. Rencana tersebut dipastikan akan menjadi topik pembahasan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.
"Kami tambah pesawat ATR tahun ini sembilan karena kami mau memperkuatnya menjadi
feeder line. Bagaimana pun juga kami ingin sama perannya dengan
feeder line-nya Lion Air atau Wings Air,” tuturnya.
Menanggapi rencana tersebut, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mmengatakan pemerintah masih perlu melihat hasil evaluasi teknis terkait rencana sinergi pemanfaatan aset BUMN tersebut.
"Itu kan dikelola Pertamina, tunggu saja Pertamina belum minta izin ke saya. Kita lihat saja nanti evaluasi
technical asset-nya," ujar Jonan singkat.
(gen)