Jakarta, CNN Indonesia -- Apresiasi tertinggi untuk film Indonesia, Festival Film Indonesia 2016 semakin dekat. Ajang itu akan digelar Minggu (6/11) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selain akrtis dan aktor, lima film juga bersaing jadi yang terbaik.
Dewan juri FFI 2016 memilih
Rudy Habibie, Athirah, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, Salawaku, dan
Surat dari Praha untuk bersaing di kategori itu.
Proses penjurian lima nomine film terbaik itu, menurut Ketua Penjurian FFI 2016 Olga Lydia saat berkunjung ke redaksi
CNNIndonesia.com, berbeda dibanding nomine untuk kategori lainnya. Mereka dipilih ‘anggota kehormatan.’
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy Habibie, Athirah, Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, dan
Surat dari Praha mungkin sudah tidak asing bagi pencinta film di Indonesia. Film-film itu sudah pernah tayang di bioskop. Tapi
Salawaku, belum ditayangkan komersial.
Meski begitu, uniknya, menurut studi yang dilakukan perusahaan media intelijen global asal Italia, Isentia, justru film itu yang paling banyak diperbincangkan, terutama selama Oktober sampai menjelang FFI 2016.
“Kita memang belum mengetahui kira-kira film apa yang akan memenangi ajang bergengsi ini. Namun dari pemantauan kami, Salawaku ternyata menjadi film yang paling banyak dibicarakan warga media sosial selama periode 29 Oktober hingga 4 November,” tutur Luciana Budiman, Country Manager Isentia Jakarta dalam keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com.Menariknya lagi, hampir semua pembicaraan tentang
Salawaku itu positif.
Itu diukur dari perbincangan netizen selama 29 Oktober sampai 4 November, terutama di media sosial. Twitter jadi wadah paling banyak membicarakannya.
Berdasarkan data yang dihimpun, pembicaraan mengenai
Salawaku mencapai 72,1 persen, diikuti
Rudy Habibie sebanyak 16,48 persen,
Athirah 4,55 persen, dan
Surat dari Praha serta
Aisyah, Biarkan Kami Bicara masing-masing 3,41 persen.
“Total percakapan mengenai Salawaku mencapai 127 buzz. Diikuti Rudy Habibie 29 percakapan. Sedangkan tiga film lainnya rata-rata di bawah 10,” kata Luciana. Salah satu penyebabnya, kiprah
Salawaku di festival internasional.
Film tentang kehidupan anak Ambon yang mencari kakaknya itu sudah tayang di Festival Film Tokyo. Ia masuk kategori Asian Future. Film itu juga sebelumnya menang di Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016. Ia mendapat Piala Dewantara untuk kategori Film Cerita Panjang. Padahal tayangnya baru tahun depan.
Belum diputar tapi sudah mendapat banyak prestasi, sepertinya membuat orang-orang penasaran terhadap
Salawaku. Meski paling banyak diperbincangkan, belum tentu film itu bakal memenangi FFI 2016. Masing-masing nomine punya kekuatan sendiri, seperti Rudy Habibie yang termasuk salah satu film laris tahun ini.
(rsa)