Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kuba dan Amerika Serikat dikabarkan kembali menggelar pertemuan di Havana, Senin (16/3) untuk membahas hubungan bilateral antar kedua negara yang sempat terputus sejak 1961 silam. Seperti dikutip dari
Reuters, pertemuan diplomatik tersebut merupakan kelanjutan dari dua pertemuan sebelumnya yang diadakan di Havana pada Januari 2015, dan di Washington bulan lalu.
Dalam pertemuan lanjutan ini, hadir Asisten Menteri Luar Negeri AS, Roberta Jacobson dan Kepala Kementerian Luar Negeri Kuba urusan AS yakni Josefina Vidal. Dari informasi yang dikumpulkan, sedianya pertemuan akan berlangsung hingga Rabu, (18/3).
Sejak 2 tahun lalu Presiden AS, Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro diketahui telah merubah kebijakan politik luar negerinya untuk mulai memperbaiki hubungan bilateral antar kedua negara. Hal ini ditandai melalui momentum Obama yang menyalami Castro di prosesi pemakaman Nelson Mandela pada Desember 2013 silam dan pertukaran tahanan antar kedua belah negara beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sesi wawancara eksklusif dengan Reuters, Senin (2/3), Obama mengungkapkan bahwa AS akan membuka kedutaan besar di Kuba sebelum gelaran Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT), 10-11 April mendatang di Panama. Sebagai kompensasi, pemerintah Castro menginginkan agar departemen luar negeri AS menghapus negaranya dari daftar negara-negara sponsor yang dituding menjadi penyokong dana terorisme. Disamping itu AS juga harus menyediakan bank-bank yang bisa menjadi diakses oleh pemerintah Kuba terkait pengurusan perdagangan.
Dengan adanya pertemuan ini, pemerintah Obama pun membantah isu yang menyatakan bahwa hubungan diplomatik kedua negara kembali renggang menyusulnya adanya perselisihan antara AS dengan sekutu Kuba yakni Venezuela. Akan tetapi, dalam kunjungannya ke Venezuela sabtu lalu Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez sempat menyindir bahwa AS telah melakukan perusakan lingkungan yang serius di sejumlah belahan bumi.
"Saya berharap pemerintah AS memahami bahwa tidak bisa menangani Kuba dengan wortel dan Venezuela dengan garrote," kata Rodriguez saat mengunjungi Venezuela Sabtu kemarin.
(dim/dim)