Militer Suriah Lancarkan Serangan Udara untuk Rebut Palmyra

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 26 Mei 2015 10:27 WIB
Militer Suriah melancarkan serangan udara di sekita kota kuno Palmyra, mencoba merebut kota itu kembali dari tangan ISIS.
Palmyra juga dikenal dengan sebutan “pengantin gurun”, merupakan puing dan reruntuhan di tengah gurun di sebelah timur laut ibu kota Damaskus. (Reuters/Reuters/Mohamed Azakir/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tempur milik pemerintah Suriah melancarkan setidaknya 15 serangan udara terhadap militan ISIS di sekitar Palmyra pada Senin (25/5).

“Pasukan udara menyerang 160 target Daesh (ISIS), membunuh dan melukai teroris dan menghancurkan senjata serta kendaraan yang dilengkapi dengan senjata mesin,” kata sumber militer Suriah, dikutip dari Channel News Asia.

Televisi milik pemerintah mengatakan sekitar 50 anggota ISIS tewas dalam serangan udara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok pemerhati Suriah, Syrian Observatory, mengatakan setidaknya empat warga sipil terbunuh dalam serangan udara.

Reuters melansir, Observatory juga mengatakan bahwa ISIS telah menangkap sekitar 600 tentara Suriah dan loyalis Presiden Bashar al-Assad di sekitar Palmyra.

ISIS sebelumnya dilaporkan telah mengeksekusi sekitar 400 orang di Palmyra dan sekitarnya, hanya sekitar empat hari setelah mereka merebut kota itu dari tangan pemerintah Suriah.

Palmyra didiami sekitar 50 ribu orang, dan termasuk situs bersejarah UNESCO.

Palmyra juga dikenal dengan sebutan “pengantin gurun”, merupakan puing dan reruntuhan di tengah gurun di sebelah timur laut ibu kota Damaskus.

Berlokasi di oasis, Palmyra tadinya merupakan kota monumental di tengah rute perdagangan yang mengaitkan Persia, India, dan Tiongkok dengan Kekaisaran Romawi.

Keberadaannya sebagai kota persinggahan di persimpangan peradaban kuno terlihat dari campuran gaya arsitektura di antara kuil-kuil dan pilar-pilarnya.

Ahli sejarah dan penniless novel Inggris, Tom Holland menyebut situs itu sebagai campuran luar biasa pengaruh klasik, Iran, serta Arab. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER