Jakarta, CNN Indonesia -- Para pejuang kelompok militan ISIS mengibarkan bendera mereka di atas sebuah benteng kuno di kota bersejarah Palmyra di Suriah, setelah berhasil merebut kota tersebut dalam pertempuran sengit dengan tentara pemerintah sepanjang pekan ini.
Sejumlah foto yang beredar di media sosial memperlihatkan bendera ISIS berwarna hitam tampak berkibar di salah satu benteng kuno Palmyra yang dikenal juga dengan nama Kota Tadmur.
"Benteng Tadmur di bawah kendali kekhalifahan," bunyi sebuah keterangan foto pada sebuah akun media sosial, dikutip dari Reuters, Ahad (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam foto lainnya, terlihat seorang anggota ISIS tengah berdiri di atas sebuah dinding benteng sambil mengangkat bendera ISIS.
Meskipun demikian, belum dapat diverifikasi keaslian sejumlah foto yang beredar di dunia maya itu.
ISIS mendeklarisikan kemenangannya di Palmyra pada Kamis (21/5). ISIS masuk melalui kota Tadmur pada Rabu, yang hanya berjarak beberapa meter dari reruntuhan Palmyra, yang masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO.
Sejak awal minggu ini, PBB dan pejabat Suriah sudah menyampaikan kekhawatiran ISIS akan menghancurkan kota kuno Palmyra, sama seperti kelompok militan itu menghancurkan kota kuno Assyria dan peninggalan sejarah d museum Mosul, Irak Utara.
Reuters melaporkan anggota ISIS juga mengunduh video yang menyatakan bahwa para anggota ISIS yang akan mencari para tentara Suriah hingga ke seluruh rumah di Palmyra. ISIS juga bersumpah untuk menghancurkan foto Presiden Suriah Bashar al-Assad dan ayahnya yang ditemukan di rumah warga.
ISIS kerap menghancurkan sejumlah barang antik dan monumen kuno di situs bersejarah di Suriah, karena menggangap artefak tersebut tak lebih dari berhala. Kini, di bawah kendali ISIS, terdapat kekhawatiran kota tua itu akan diruntuhkan.
(
Baca juga: Ratusan Situs Kuno di Suriah Hancur Akibat Perang)
Di Kota Tua Palmyra, terdapat sejumlah reruntuhan bangunan era-Romawi, termasuk candi, tiang benteng dan teater yang terawat dengan baik.
Sejumlah aktivis menyatakan bahwa lebih dari 200 tentara Suriah tewas dalam pertempuran untuk memperebutkan kota tersebut.
(ama/ama)