Banjir Semakin Parah, Myanmar Evakuasi Ribuan Warga

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Rabu, 12 Agu 2015 17:31 WIB
Myanmar mengevakuasi 4.000 warga di sejumlah daerah akibat banjir disertai tanah longsor yang melanda negara ini.
Myanmar mengevakuasi 4.000 warga di sejumlah daerah akibat banjir disertai tanah longsor yang melanda negara ini. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Myanmar mengevakuasi ribuan warga di sejumlah daerah pada Rabu (12/8), setelah insiden tanah longsor menimpa ratusan rumah dan derasnya hujan mengancam adanya kerusakan lebih parah dalam bencana banjir terburuk yang pernah melanda Myanmar beberapa dekade terakhir.

Dilaporkan Reuters, Menteri Keuangan Myanmar Chin Nan Zamon mengatakan bahwa pemerintah di Hakha, ibukota negara bagian Chin, memindahkan hampir 4.000 warga ke tempat yang lebih aman setelah tanah longsor yang disebabkan hujan menghancurkan 375 rumah di wilayah itu.

Menurut pemerintah dan badan kemanusiaan PBB, setidaknya 103 orang tewas dan lebih dari satu juta orang terkena dampak dari banjir tersebut. Bencana ini merupakan yang terparah setelah Topan Nargis yang menewaskan hampir 140 ribu orang pada Mei 2008.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nan Zamon menambahkan sekitar lima dari enam kota kecil di Hakha, yang memiliki populasi 20 ribu orang, dilanda longsor serta 900 rumah lainnya kini berada dalam bahaya.

"Kita sedang melakukan evakuasi saat ini, memprioritaskan warga yang rumahnya terkena dampak yang parah," katanya.

Hakha terletak sekitar 970 kilometer sebelah barat laut ibu kota Yangon, serta merupakan salah satu wilayah dari daerah termiskin dan tak berkembang.

Pemerintah Myanmar sebelumnya menyatakan Chin dan tiga wilayah lainnya dilanda bencana dan berupaya meminta pertolongan internasional.

Puluhan negara telah memberikan bantuan berupa uang tunai. China mengirim truk dengan pasokan bantuan, India dan Australia menggunakan pesawat militer untuk mengirimkan suplai, sementara Uni Eropa dan Amerika Serikat berjanji memberikan bantuan.

Nan Zamon memaparkan terdapat 3.000 orang dari desa terdekat yang dievakuasi ke tempat perlindungan sementara di sejumlah gedung pemerintah serta gereja.

"Karena bahaya tanah longsor dapat meningkat lebih parah, kami sedang mencari tempat yang lebih aman untuk warga. Saat ini, para ahli sedang melakukan survei geologi untuk menemukan tempat yang aman dan luas yang dapat menampung orang yang lebih banyak," tutur Zamon.

Dengan adanya bencana alam ini, pemerintah Myanmar menunda pertemuan parlemen yang dijadwalkan pada 10 Agustus. Pertemuan yang dijadwalkan ulang pada 18 Agustus ini disebut sebagai sesi terakhir sebelum pemilihan umum pada awal November mendatang. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER