Naypyidaw, CNN Indonesia -- Angka kematian akibat banjir parah yang melanda Myanmar telah melampaui angka 100 orang. Sementara itu, hampir satu juta orang ikut terdampak banjir yang dikhawatirkan mengganggu ketahanan pangan setelah merendam daerah penghasil beras.
Diberitakan Channel NewsAsia, Senin (10/8), Myanmar adalah satu dari beberapa negara di Asia Selatan dan Tenggara yang menderita akibat banjir yang disebabkan hujan deras beberapa pekan terakhir. Sebanyak 12 dari 14 negara bagian dan wilayah di negara ini terendam banjir.
Bantuan internasional beberapa hari terakhir berdatangan menyusul permintaan pemerintahan Presiden Thein Sein.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koran nasional The Global New Light mengutip pejabat yang mengatakan bahwa "lebih dari 100 orang tewas" dan "hampir satu juta orang" terdampak di seluruh Myanmar.
Lebih dari 486.000 hektar persawahan terendam air, dan puluhan hektar lainnya hancur akibat banjir. Empat wilayah dinyatakan sebagai daerah bencana, terutama di bagian barat Rakhine yang paling parah dilanda banjir.
Bencana ini juga menjadi ajang menarik hati masyarakat jelang pemilihan umum November mendatang bagi para politisi yang bersaing. Politisi dari kubu pemerintah dan oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi berlomba memberikan bantuan tercepat bagi korban banjir.
Presiden Thein Sein tertangkap kamera tengah mengunjungi wilayah banjir pada Minggu lalu di wilayah Irrawady. Pemerintah Myanmar dianggap lambat dalam menghadapi bencana, memaksa warga bergerak sendiri menyelamatkan diri dan meminta bantuan ke kuil-kuil atau komunitas masyarakat lainnya.
Pemerintah mengatakan bahwa pemilu tetap akan dilakukan pada 8 November kendati masih dilanda banjir. Jumlah kerugian akibat bencana kali ini masih dalam penghitungan.
(den)