Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah organisasi bantuan menyatakan banjir yang melanda sebagian wilayah Myanmar dapat menimbulkan penyakit menular. Kekhawatiran ini meningkat utamanya karena bantuan sulit mencapai daerah yang tergenang banjir.
Hingga berita ini ditulis, lebih dari 200 ribu warga terkena dampak dari banjir di Myanmar. Sebanyak 50 orang tewas akibat banjir dan PBB memperingatkan angka korban bisa terus meningkat.
Hujan deras di berbagai bagian Myanmar selama beberapa hari terakhir menjadi penyebab utama banjir, terutama di wilayah utara. Rumah dan jalan-jalan hancur tersapu banjir serta jalur komunikasi terputus, sementara sejumlah organisasi bantuan mengeluhkan pemblokiran akses menuju kawasan banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air dari hujan yang terjadi di berbagai negara, kini menuju wilayah selatan dari sejumlah sungai utama," kata juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Pierre Peron, dikutip dari Channel NewsAsia, Senin (3/8).
"Sungai-sungai di Myanmar sekarang telah mencapai batas penuh, dan ini menjadi perhatian utama di daerah selatan, daerah yang sekarang mungkin akan terkena banjir kiriman," kata Peron melanjutkan.
Peron memaparkan bahwa setiap bencana, seperti banjir maupun gempa, merupakan pukulan bagi ketahanan masyarakat di suatu negara. "Pihak berwenang dan masyarakat internasional akan mencoba dan membantu meningkatkan ketahanan masyarakat," ucap Peron.
Pemerintah Myanmar tidak memprediksi banjir yang terjadi akan sebesar saat ini, meski demikian mengakui bahwa korban tewas diperkirakan akan terus bertambah.
"Warga kehilangan harta benda mereka, tapi tidak nyawa mereka. Mereka bisa mengungsi ke daerah yang aman sekarang. Mereka harus bermukim kembali dan pemerintah juga akan membantu proses pemukiman mereka," kata Menteri Pembangunan Myanmar, Kyaw Lwin.
"Kali ini, masalah yang kita hadapi tidak seperti sebelumnya. Ini adalah bencana dari hujan yang sangat deras di seluruh Myanmar. Tapi untuk membantu rakyat, kami mencoba yang terbaik," kata Kyaw menambahkan.
Berbagai elemen masyarakat telah menyumbangkan uang dan barang bantuan. Asosiasi Medis Myanmar, misalnya, menyumbangkan dana sebesarUS$ 30 ribu kepada Palang Merah Myanmar untuk memberikan bantuan pasca bencana.
"Kami juga siap untuk mengatasi penyakit menular, terutama malaria, diare. Kami cukup siap untuk itu," kata Dr Tha Hla Shwe, Presiden Palang Merah Myanmar.
"Kami sekarang berpikir untuk menyediakan pasokan air, terutama penyediaan air minum dan kemudian kita juga akan mendistribusikan tablet sanitasi air. Sebagian besar daerah tergenang banjir dan kita hanya bisa mencapainya dengan perahu. Namun kami tak punya cukup banyak perahu," katanya melanjutkan.
Sementara di Yangon, hujan turun biasanya pada malam hari. Ketika hujang terjadi, genangan banjir dapat terlihat di berbagai sudut kota.
Keadaan dikhawatirkan akan terus memburuk jika hujan deras terus turun selama beberapa hari mendatang.
(ama/ama)