Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara menganggap terbangnya dua pesawat pengebom milik Amerika Serikat di langit Korea Selatan menyusul uji coba nuklir kelima Pyongyang hanya sebuah gertakan.
"Mereka hanya menggertak dengan mengatakan bahwa pesawat B-1B itu cukup untuk melawan perang nuklir yang maksimal," demikian bunyi pernyataan pemerintah Korut seperti dilansir dalam kantor berita Korut,
KCNA, Rabu (14/9).
Komandan yang memimpin 28.500 pasukan AS di Korsel, Vincent Brooks, sebelumnya memang mengatakan bahwa prosesi ini hanya merupakan salah satu contoh dari kekuatan gabungan dengan Korsel.
"Demonstrasi hari ini hanya merupakan salah satu contoh berbagai kemampuan militer penuh dalam aliansi yang kuat untuk memperkuat pencegahan," ujar Brooks dalam sebuah pernyataan yang dikutip
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pesawat tersebut terbang rendah di sekitar Pangkalan Udara Osan di Korsel yang terletak hanya 77 kilometer dari perbatasan Zona Demilitarisasi dengan Korut, sekitar 40 kilometer dari Seoul.
Saat melakukan manuver terbang rendah, kedua pesawat ini didampingi oleh jet tempur AS dan Korsel.
[Gambas:Video CNN]Selain penerbangan ini, AS dan Korsel juga sepakat untuk membicarakan lebih lanjut respons yang diperlukan untuk menanggapi uji coba nuklir terbesar Korut pada Jumat (9/9) lalu.
Korut mengklaim bahwa uji coba tersebut menunjukkan bahwa Pyongyang memiliki kemampuan untuk membuat hulu ledak nuklir yang dapat dipasang di rudal balistik jarak menengah.
Brook dan Korsel menganggap uji coba nuklir itu sebagai "ancaman yang tak dapat diterima" dan memperparah ketegangan. Namun menurut Korut, penerbangan dua pesawat AS inilah yang memperburuk ketegangan.
"Para imperialis AS membiarkan pengebom nuklir mereka terbang di Korsel untuk mencari kesempatan untuk melakukan serangan nuklir," demikian pernyataan Korut yang dikutip
CNN.
Militer Korut pun menyatakan kesiapan mereka untuk menghentikan segala upaya AS dengan pernyataan penutup berbunyi, "Mereka lebih baik menghentikan tindakan gegabah mereka."
(stu)