Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat dan Jepang, pada Senin (6/3), meminta diadakannya pertemuan sesegera mungkin pada PBB (UN Security Council) terkait peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini.
Pertemuan tersebut diharapkan dapat terjadi pada Rabu (8/3) ketika sejumlah duta besar kembali dari kunjungan ke Lake Chad. Demikian disampaikan diplomat seperti dilansir AFP, pada Selasa (7/3).
Sebelumnya, Korea Utara pada Senin meluncurkan empat rudal, dengan tiga diantaranya jatuh tak jauh dari Jepang. Ini merupakan aksi lanjutan dari negara tersebut yang telah melanggar resolusi PBB dalam upaya pengembangan teknologi rudal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikabarkan peluru kendali ke udara itu menempuh jarak 1.000 kilometer dan mencapai ketinggian 260 kilometer, ungkap juru bicara Joint Chiefs of Staff, Korea Selatan.
"Kami menyesalkan aksi pelanggaran terhadap resolusi Security Council yang dilakukan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal baru-baru ini," ujar juru bicara PBB, Farhan Haq.
"Kepemimpinan Korea Utara mestinya tidak membuat aksi provokasi lebih jauh dan menjalankan kewajiban internasionalnya," ujar dia menambahkan.
Security Council sebelumnya telah memberikan enam sanksi pada Korea Utara, dua di antaranya pada tahun lalu terkait peningkatan jumlah produksi yang signifikan dan penolakan terhadap mata uang yang digunakan rezim Kim Jong Un.
Laporan terbaru yang disampaikan para ahli di PBB mengungkapkan Korea Utara memilih upaya lain terhadap sanksi yang diberikan, dengan menjalin kerja sama dengan negara lain seperti China dan Malaysia.
China, salah satu sekutu negara Korea Utara bernegosiasi terhadap dua dari sanksi resolusi yang juga memiliki keterkaitan dengan AS.
Presiden AS Donald Trump bulan ini sempat mengungkapkan Korea Utara sebagai 'sebuah masalah besar,' dan memutuskan akan menghadapi itu dengan 'sangat tegas.'
(rah)