WikiLeaks: Clinton Ancam Kerahkan Rudal di Sekitar China

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 16 Okt 2016 15:25 WIB
Hillary Clinton pernah mengancam mengerahkan "pertahanan rudal di sekitar China," jika negara itu tak mampu membuat Korea Utara meredam ambisi nuklirnya.
Ilustrasi sistem pertahanan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS di Korsel. (U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu email yang dibocorkan WikiLeaks ke publik pekan ini menunjukkan bahwa calon presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton, pernah mengancam akan mengerahkan sistem "pertahanan rudal di sekitar China," jika negara itu tak juga mampu membuat Korea Utara meredam ambisi nuklirnya.

Dilaporkan dari Reuters pada Sabtu (15/10), ancaman itu dilontarkan Clinton dalam sebuah pidato berbayar kepada sejumlah bankir Goldman Sachs sekitar tiga tahun yang lalu. Kutipan pidato Clinton itu terungkap dari dokumen yang dilampirkan dalam email milik tim kampanye Clinton, yang diretas WikiLeaks dan dipublikasikan pada pekan ini.

Menurut email yang diretas, Clinton, yang kala itu telah lengser dari jabatan sebagai menteri luar negeri AS, menyatakan dalam pidato pada 4 Juni 2013, bahwa Washington tidak bisa menerima Korea Utara mengembangkan rudal balistik antar benua yang mampu membawa hulu ledak miniatur nuklir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Clinton menilai pengembangan nuklir Korut semacam itu tidak hanya dapat mengancam perjanjian sekutu AS dengan Jepang dan Korea Selatan, tetapi juga secara teoritis rudal itu mampu mencapai Hawaii dan pantai barat Amerika Serikat.

"Kami akan mengelilingi China dengan pertahanan rudal. Kami akan menempatkan lebih banyak armada di kawasan. Jadi, China, ayolah. (Jika) kamu tidak mengendalikan (Korea Utara), kami akan mengerahkan (sistem) pertahanan (rudal) untuk mengantisipasi serangan mereka (Korut)."

Pernyataan Clinton itu sejalan dengan upaya AS untuk meyakinkan China membantu meredam program nuklir dan rudal balistik yang dikembangkan Korea Utara.

China selama ini geram atas rencana AS menempatkan sistem pertahanan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korsel. AS menilai langkah itu merupakan yang terbaik dalam mengantisipasi ancaman serangan rudal Korut. Sementara, China menilai langkah itu hanya akan mengguncang keseimbangan keamanan regional.

Tim kampanye Clinton menolak mengonfirmasi keaslian kutipan pidato Clinton tersebut, begitu juga dengan Departemen Luar Negeri AS.

Menurut bocoran email, dalam pidato berbayar lainnya, Clinton juga memuji Presiden China Xi Jinping "agak lebih berpengalaman" ketimbang pendahulunya, Hu Jintao. Clinton menyebut Xi bekerja keras untuk memperkuat kekuasaannya atas militer China, Tentara Pembebasan Rakyat. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER