Kekeringan Landa Delapan Provinsi di Indonesia

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 10:14 WIB
Kekeringan ini berdampak pada rusaknya ribuan hektare lahan pertanian dan ancaman krisis air bersih.
Salah satu telaga di Gunungkidul mengering akibat musim kemarau panjang yang terjadi sejak akhir Juli ini. (DetikFoto/ Bagus Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan saat ini Indonesia mengalami ancaman bencana kekeringan akibat musim kemarau serta imbas badai El Nino di wilayah Asia Pasifik. Bencana kekeringan diperkirakan terjadi mulai akhir Juli hingga Oktober mendatang.

Direktur Tanggap Darurat BNPB Junjungan Tambunan mengatakan bencana kekeringan telah berdampak kepada delapan provinsi di Indonesia, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara. (Baca Juga: Musim Kemarau Akan Berlangsung Panjang Tahun Ini)

"Semua provinsi ini sudah menggambarkan situasi di daerah masing-masing. Mereka perlu penanganan segera terutama yang berkaitan dengan air bersih dan air minum, " kata Junjungan saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa musim kemarau bersifat lebih kering karena terjadi pemanasan suhu muka laut di pasifik timur dan tengah Asia yang berdampak massa uap air di perairan Indonesia tertarik ke wilayah tersebut. Prediksi BMKG puncak kemarau masih akan terjadi pada Agustus mendatang.(Baca Juga: Kekeringan dan Kebakaran Lahan Mengancam Indonesia)

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan akibat bencana kekeringan, krisis air sudah terjadi di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Imbas krisis air salah satunya berdampak ke pertanian. Misalnya, pertanian di berbagai wilayah daerah di Jawa Timur seluas 20.978 hektare telah kering kerontang.

"Saat ini lahan pertanian yang terkena dampak kekeringan di berbagai daerah di Jawa Timur seluas 20.978 hektare dan puso 788,8 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Wibowo Eko Putro kepada Detik.com, Senin (27/7).

Selain pertanian, ancaman kekeringan dan krisis air juga melanda warga di DIY Yogyakarta. Sebanyak 384 dusun di DIY terancam krisis air bersih.

"Dari ratusan dusun tersebut paling banyak yang mengalami krisis air bersih ada di Kabupaten Gunung Kidul. Lalu, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Yogyakarta," kata Komandan Tim Reaksi Cepat Tanggap BPBD DIY, Pristiawan Buntoro. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER